Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Warga Palestina Meninggal Dunia dalam Penjara Israel

Mediaindonesia.com
18/11/2021 20:28
Warga Palestina Meninggal Dunia dalam Penjara Israel
Pengunjuk rasa Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Israel setelah siswa Palestina dilarang pergi ke sekolah.(AFP/Jaafar Ashtiyeh.)

TAHANAN Palestina Sami Umour, 39, meninggal dalam penjara Israel di Rumah Sakit Soroka di Naqab pada Kamis (18/11). Dipenjara sejak 2008, Umour menderita masalah jantung bawaan yang menurut kelompok tahanan Palestina diperburuk karena kelalaian medis Israel dan kondisi penahanan yang sulit.

"Dia tidak dibawa untuk pemeriksaan medis rutin dan tidak diberikan perawatan yang layak selama bertahun-tahun dalam penahanannya," ujar Amina al-Taweel dari Pusat Studi Tahanan Palestina kepada Al Jazeera. "Operasinya ditunda sampai kondisi kesehatannya putus asa dan tidak ada kemungkinan lagi untuk mengobatinya," kata Taweel.

Menurut Perkumpulan Tahanan Palestina (PPS), Umour beberapa hari lalu dipindahkan dari penjara Nafha ke penjara Asqalan. Dia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Soroka di Beer el-Sabe setelah kesehatannya memburuk, tempat dia menjalani dua operasi sebelum dia meninggal pada Kamis.

Amjad al-Najjar, juru bicara PPS, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kesehatan Umour mulai memburuk setidaknya empat bulan lalu. "Dia tidak menjalani operasi yang seharusnya sudah lama karena kondisinya," kata Najjar.

Dia mengatakan otoritas penjara terus menunda pemeriksaan medis dan operasi Umour dengan dalih pembatasan covid-19 meskipun dia dan tahanan lain berulang kali meminta. Keluarganya juga telah mengajukan permintaan kepada Komite Internasional Palang Merah untuk memantau situasinya.

"Dia tidak sadarkan diri di selnya sebelum pihak berwenang memindahkannya ke rumah sakit," kata Najjar. "Pada periode terakhir, dia tidak bisa memegang cangkir di tangannya. Dia tidak bisa berjalan dan sangat lelah."

Umour berasal dari Deir al-Balah di Jalur Gaza yang diduduki dan dijatuhi hukuman 19 tahun penjara. Dia dilarang melakukan kunjungan keluarga selama sebagian besar 13 tahun yang dia habiskan di balik jeruji besi, kecuali tiga pertemuan dengan ibunya pada awal penahanannya, menurut al-Taweel.

"Ada kelalaian medis yang terus menerus terhadapnya," kata Najjar. Otoritas Israel, imbuhnya, melakukan operasi tanpa sepengetahuan keluarganya atau kehadiran anggota keluarga bersamanya.

Baca juga: Serangan Pisau di Jerusalem, Pelaku Ditembak Mati

Qadri Abu Bakr, kepala Komisi Urusan Tahanan Otoritas Palestina, mengatakan pendudukan Israel bertanggung jawab atas kematian Umour. "Cukup dari keheningan internasional yang menyakitkan ini yang kita bayar setiap hari dalam kehidupan para pahlawan kita di penjara pendudukan. Tidak dapat diterima bahwa politik internasional terus mendukung Israel dan mengabaikan kejahatannya," kata Abu Bakar dalam suatu pernyataan.

"Selama tidak ada pertanggungjawaban bagi para pemimpin pendudukan, kurva kejahatan Israel akan terus meningkat."

Kelalaian medis

PPS mengatakan kelalaian medis merupakan kebijakan sistematis paling menonjol yang telah menyebabkan kematian tahanan dalam beberapa tahun terakhir. Sejak pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada 1967, sebanyak 72 tahanan Palestina telah meninggal karena kelalaian medis di penjara-penjara Israel, menurut PPS.

Al-Taweel, dari Pusat Studi Tahanan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa otoritas penjara Israel secara teratur menunda operasi mendesak untuk tahanan Palestina selama bertahun-tahun dan hanya melakukannya setelah tekanan dari tahanan itu sendiri dan keluarga mereka, termasuk beberapa dengan melakukan mogok makan.

"Tahanan Palestina tidak mendapatkan perawatan yang tepat di penjara. Tidak ada dokter spesialis, kecuali dokter gigi, untuk mengawasi kondisi mereka di klinik penjara. Mereka biasanya mendapatkan obat pereda nyeri, tetapi masalah kesehatan tidak terobati dari akarnya," kata al-Taweel.

Dia menjelaskan meskipun ada perawatan khusus untuk beberapa kasus, "Mayoritas menderita kelalaian medis," ujarnya. "Dalam beberapa kasus, kanker menyebar luas di tubuh mereka sebelum mereka melakukan operasi. Beberapa tahanan telah meminta untuk dirawat dengan biaya sendiri, termasuk untuk pengobatan atau ke dokter swasta tetapi otoritas penjara menolak."

Pada September, mantan tahanan Palestina Hussein Masalmah meninggal setelah tujuh bulan dibebaskan dari penjara Israel. Masalmah mengeluh sakit perut yang parah saat ditahan di penjara Naqab selatan Israel selama dua bulan sebelum otoritas penjara memindahkannya ke Rumah Sakit Soroka. Dia didiagnosis menderita leukemia stadium lanjut sebelum dibebaskan, menurut kelompok tahanan.

Pada November tahun lalu, tahanan Kamal Abu Waer, ditangkap pada 2003 dan menjalani hukuman seumur hidup, meninggal setelah didiagnosa menderita kanker setahun sebelumnya. Menurut Otoritas Palestina, lebih dari 500 tahanan Palestina pria dan wanita di penjara-penjara Israel menderita penyakit, termasuk puluhan penderita kanker.

Baca juga: PM Palestina: AS tidak Perlu Izin Israel untuk Buka Konsulat

Ada 4.650 tahanan Palestina di penjara Israel, termasuk 200 anak-anak dan 520 tahanan administratif ditahan tanpa pengadilan atau dakwaan, menurut kelompok hak-hak tahanan Palestina Addameer yang berbasis di Ramallah. Kebanyakan orang Palestina memandang tahanan di penjara Israel sebagai tahanan politik yang ditahan karena pendudukan militer Israel atau perlawanan mereka terhadapnya.

Penangkapan

Pasukan Israel juga menahan 14 warga Palestina dari berbagai wilayah di Tepi Barat pada Rabu (17/11) tengah malam. Menurut keterangan dari beberapa sumber lokal, pasukan Israel menangkap empat warga Palestina setelah membobol dan menggeledah rumah mereka di Desa Bil'in, sebelah barat Ramallah.

Di Tepi Barat bagian utara, dua warga Palestina ditahan oleh tentara Israel setelah menggeledah rumah mereka di kota Jaba', selatan Jenin. Seorang warga Palestina yang merupakan mantan tahanan kembali ditangkap tentara Israel di wilayah selatan kota Tulkarn, seperti dikutip Wafa, Rabu (17/11). Beberapa sumber lokal mengonfirmasi bahwa penahanan terhadap warga Palestina lain oleh tentara Israel juga terjadi di kota Sanniriya. 

Pasukan Israel yang membawa senjata menerobos masuk ke kampung al-Masaken al-Shabiya di Nablus. Mereka menahan Ketua Dewan Direksi Qamat Anas Osta. Qamat merupakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mendokumentasikan sejarah perjuangan Palestina.

Di Jerusalem, polisi Israel menangkap dua warga Palestina masing-masing berasal dari kampung al-Issawiya dan Silwan. Tentara Israel menahan seorang remaja berusia 17 tahun di desa al-Ibayyat, sebelah timur kota Bethlehem, setelah menggeledah rumah orangtuanya.

Berdasarkan keterangan dari sumber lokal, pasukan Israel menahan dua warga Palestina masing-masing berasal dari wilayah Selatan kota Hebron dan desa Deir Samet, wilayah barat daya kota Hebron.

Baca juga: PM Palestina Serukan Kongres AS untuk Akui Negara Palestina

Tanpa surat perintah, pasukan Israel menggeledah rumah-rumah warga Palestina setiap hari di seluruh Tepi Barat untuk mencari mereka yang masuk dalam daftar pencarian orang. Penggeledahan tersebut memicu bentrokan dengan penduduk setempat. Di bawah hukum militer Israel, komandan pasukan memiliki otoritas penuh terhadap tiga juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat. (Ant/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya