Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Bahas Krisis Rohingya, Menlu Sampaikan Dua Hal yang Perlu Jadi Perhatian Dunia

Nur Aivanni
23/9/2021 12:27
Bahas Krisis Rohingya, Menlu Sampaikan Dua Hal yang Perlu Jadi Perhatian Dunia
Sebuah keluarga Roingya beristirahat di tenda penampungan di Cox's Bazar, Bangladesh.(AFP/Munir Uz zaman)

MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri pertemuan High Level Event on Rohingya Crisis di sela-sela sidang Majelis Umum PBB, Rabu (22/9). 

Dalam pertemuan tersebut, dia menyampaikan apresiasi dari Indonesia kepada pemerintah dan rakyat Bangladesh yang telah bersedia menampung pengungsi Rohingya.

"Saya menyampaikan rakyat Rohingya sudah menderita cukup lama dan, sampai saat ini, belum ada perkembangan perbaikan yang signifikan. Kondisi pengungsi Rohingya sangat mengkhawatirkan terlebih di masa pandemi ini. Situasi di Cox’s Bazar sangat rentan terpapar covid-19 dan tingkat vaksinasi masih rendah," katanya saat menyampaikan keterangan pers secara virtual, Kamis (23/9).

Baca juga: Di Pertemuan Menlu G20, Retno Ingatkan Taliban Penuhi Janjinya

Untuk diketahui, pertemuan tersebut dihadiri Menlu Brunei sebagai Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar, Menlu Turki, Menlu Gambia, Menlu Inggris, dan Sekjen OKI. 

Acara itu diselenggarakan bersama oleh Bangladesh, Turki, Arab Saudi, Indonesia, Gambia, Inggris, Irlandia, Uni Eropa, dan Sekretariat OKI.

Dalam pertemuan mengenai Rohingya itu, Retno menyampaikan dua hal yang harus menjadi perhatian dunia internasional. Pertama, bantuan untuk mengatasi covid-19. 

"Untuk itu, vaksinasi, alat kesehatan dan obat-obatan harus disalurkan segera ke Cox’s Bazar. Masyarakat Internasional harus bekerja sama untuk memastikan pengungsi Rohingya dapat segera memperoleh akses vaksin," ucapnya.

Kedua, kata Retno, masyarakat internasional harus dapat membantu menciptakan kondisi yang mendukung bagi kembalinya pengungsi Rohingnya ke rumah mereka, yaitu di Myanmar. 

"Dalam konteks inilah, saya menekankan pentingnya segera diselesaikan krisis politik yang saat ini terjadi di Myanmar, antara lain melalui implementasi Five Points of Consensus. Krisis politik yang berkepanjangan akan menghambat upaya repatriasi," terangnya.

Selain itu, Retno juga mendorong masyarakat internasional untuk mendukung kerja AHA Center yang saat ini sedang melakukan penyaluran bantuan kemanusiaan di Myanmar termasuk kepada rakyat Rohingya di Myanmar.

"Sebagai catatan, dapat saya sampaikan bahwa dalam setiap pertemuan yang membahas krisis politik di Myanmar, Indonesia selalu mengingatkan bahwa masih adanya satu PR besar yang jangan sampai dikesampingkan, yaitu penyelesaian masalah Rohingya," ungkapnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya