Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KEMENTERIAN Luar Negeri Taliban telah meminta izin untuk berbicara di Sidang Majelis Umum PBB di New York. Hal itu dikatakan juru bicara PBB, Selasa (21/9).
Duta Besar pemerintah Afghanistan, yang digulingkan Taliban, bulan lalu, juga meminta kesempatan berbicara namun PBB belum memutuskan siapa yang berhak mewakili negara itu di lembaga dunia itu.
Komite kredensial akan memutuskan permintaan itu namun belum diketahui siapa yang akan berbicara atas nama Afghanistan di PBB.
Baca juga: PM Australia Enggan Berbicara dengan Presiden Prancis di Pertemuan PBB
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menerima surat dari perwakilan Taliban Amir Khan Muttaqi yang meminta izin berpartisipasi dalam Sidang Majelis Umum PBB.
Surat itu bertanggal 20 September, sehari sebelum Sidang Majelis Umum PBB digelar, dan menyebut Muttaqi sebagai Menteri Luar Negeri.
Surat itu tidak menjelaskan apakah Muttaqi akan hadir di New York untuk berbicara langsung atau Taliban akan mengirimkan pesan video, saat banyak pemimpin dunia absen karena covid-19.
Surat itu juga menegaskan Ghulam Isaczai tidak lagi mewakili Afghanistan di PBB.
Isaczai adalah duta besar Afghanistan untuk PBB sebelum Taliban menggulingkan pemerintahan yang sah, Agustus lalu saat pasukan Amerika Serikat ditarik dari negara itu setelah perang selama 20 tahun.
Surat itu mengatakan Taliban menominasikan perwakilan mereka di Doha Suhail Shaheen sebagai Duta Besar Afghanistan untuk PBB.
Surat yang menampilkan kop bertuliskan "Kementerian Luar Negeri Emirat Islam Afghanistan", juga mengatakan mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah digulingkan pada 15 Agustus, saat dia melarikan diri dari negara itu.
"Negara-negara di dunia tidak lagi mengakuinya sebagai presiden," ungkap surat itu.
PBB juga mengatakan Guterrres menerima surat terpisah dari Isaczai, bertanggal 15 September, yang mencakup daftar delegasi Afghanistan, yang akan hadir di Sidang majelis Umum PBB itu.
Surat itu menyebut Isaczai adalah duta besar Afghanistan untuk PBB.
"Kedua surat itu telah dikirimkan oleh sekretariat PBB ke anggota komite kredensial untuk Sidang Majelis Umum PBB," ujar PBB.
Komite itu terdiri dari Rusia, Tiongkok, Amerika Serikat, Swedia, Afrika Selatan, Sierra Leone, Cile, Bhutan, dan Bahama.
Hingga saat ini, belum sat pun negara di dunia mengakui pemerintahan Taliban. (AFP/OL-1)
Beijing mendukung masyarakat internasional dalam memperkuat keterlibatan dan dialog dengan pemerintah sementara Afghanistan.
AKTIVIS pendidikan Malala Yousafzai meminta para pemimpin Muslim untuk menentang kebijakan represif Taliban di Afghanistan.
MALAYSIA, Indonesia, India, Afghanistan, dan Jepang dengan keras mengutuk serangan Israel terhadap Iran pada Sabtu (26/10). Mereka mengatakan itu sebagai pelanggaran hukum internasional.
PM Malaysia Anwar Ibrahim pada Sabtu (19/10) mengutuk keras pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh pasukan Israel. Begitu pun pemerintahan sementara Taliban di Afghanistan.
KELOMPOK ISIS mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri mematikan di Kabul yang menewaskan sedikitnya enam orang.
Secara singkat, syariah merupakan sistem hukum agama yang diambil dari Al-Qur'an sebagai kalam Allah dan Hadis atau perkataan atau tindakan Nabi Muhammad SAW.
OCHA mencatat 11.877 balita di Gaza mengalami gizi buruk akut.
Badan PBB untuk Anak-anak, UNICEF, mengungkapkan bahwa rata-rata 28 anak tewas setiap hari di Jalur Gaza. Tragedi ini terjadi di tengah blokade ketat Israel
PBB menegaskan solusi militer tidak akan pernah menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina.
Pakar independen PBB menyerukan agar Lembaga Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), yang dibentuk Israel dan Amerika Serikat, untuk segera dibubarkan.
ISRAEL akan mengizinkan masuknya barang-barang tertentu ke Jalur Gaza melalui pedagang swasta lokal.
SEKITAR 1.500 warga Gaza dilaporkan tewas ketika berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved