Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

WHO Peringatkan Potensi Lonjakan Kematian Akibat Covid-19 di Eropa

Atikah Ishmah Winahyu
31/8/2021 09:51
WHO Peringatkan Potensi Lonjakan Kematian Akibat Covid-19 di Eropa
Lambang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), PBB.(AFP)

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) membunyikan alarm atas meningkatnya infeksi dan stagnasi tingkat vaksin di seluruh benua Eropa. Organisasi tersebut memperingatkan bahwa 236.000 lebih banyak orang dapat meninggal akibat covid-19 di Eropa pada Desember 2021.

Peringatan itu datang ketika dunia melewati angka 4,5 juta kematian akibat covid-19 sejak awal pandemi, menurut penghitungan AFP, Senin (30/8).

Tingkat infeksi meningkat secara global lagi, karena varian delta yang sangat menular, terutama di antara yang tidak divaksinasi, memangsa populasi di mana tindakan pembatasan telah dilonggarkan.

Di Afrika Selatan, para ilmuwan sedang memantau varian virus korona baru dengan tingkat mutasi yang luar biasa tinggi.

Institut Nasional untuk Penyakit Menular mengatakan pada hari Senin bahwa C.1.2. dapat bermutasi hampir dua kali lebih cepat dari varian global lainnya. Namun, frekuensinya tetap relatif rendah, dan sejauh ini telah ditemukan di bawah tiga persen genom yang diurutkan sejak pertama kali diambil pada Mei, meskipun ini telah meningkat dari 0,2 menjadi dua persen bulan lalu.

Tetapi varian itu telah terdeteksi di semua provinsi Afrika Selatan, serta di Tiongkok, Inggris, Selandia Baru, dan Mauritius.

Dalam tanda lain dari kekhawatiran baru, Uni Eropa pada hari Senin merekomendasikan agar negara-negara anggota memberlakukan kembali pembatasan perjalanan pada wisatawan AS karena meningkatnya infeksi covid-19 di negara itu.

"Israel, Kosovo, Lebanon, Montenegro, Republik Makedonia Utara dan Amerika Serikat telah dihapus dari daftar," kata sebuah pernyataan dari Dewan Eropa, yang mewakili 27 pemerintah blok itu.

Jumlah kasus di Amerika Serikat melonjak karena varian delta yang lebih menular telah menyebar dan sebagian besar populasi menolak untuk divaksinasi.

Direktur WHO Eropa, Hans Kluge mengatakan bahwa infeksi dan kematian meningkat lagi di Eropa, terutama di negara-negara miskin seperti di Balkan, Kaukasus dan Asia Tengah.

"Pekan lalu, ada peningkatan 11 persen dalam jumlah kematian di kawasan itu, satu proyeksi yang dapat diandalkan memperkirakan 236.000 kematian di Eropa, pada 1 Desember," Kluge.

Eropa telah mencatat sekitar 1,3 juta kematian akibat covid-19 hingga saat ini. Dia menjelaskan, dari 53 negara anggota WHO Eropa, 33 telah mencatat tingkat insiden lebih dari 10 persen dalam dua minggu terakhir, sebagian besar di negara-negara miskin.

Tingkat penularan yang tinggi di seluruh benua sangat mengkhawatirkan, terutama mengingat rendahnya vaksinasi pada populasi prioritas di sejumlah negara. Kluge mengatakan varian delta menjadi salah satu faktor penyebab, bersama dengan pelonggaran pembatasan dan tindakan serta lonjakan perjalanan musim panas.

Sementara sekitar setengah dari orang-orang di wilayah WHO Eropa telah divaksinasi sepenuhnya, penyerapan di wilayah tersebut telah melambat. "Dalam enam minggu terakhir, telah turun 14 persen, dipengaruhi oleh kurangnya akses ke vaksin di beberapa negara dan kurangnya penerimaan vaksin di negara lain," jelasnya.

Hanya enam persen orang di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah di Eropa yang sepenuhnya divaksinasi, dan beberapa negara hanya berhasil memvaksinasi satu dari 10 profesional kesehatan.

Vaksin untuk Guru

Kluge menekankan bahwa sejak langkah-langkah pembatasan sedang dilonggarkan di banyak tempat, penerimaan vaksinasi publik sangat penting."Skeptisisme vaksin dan penyangkalan sains menghambat kita untuk menstabilkan krisis ini. Ini tidak ada gunanya, dan tidak baik untuk siapa pun,” ujarnya.

WHO dan UNICEF mendesak negara-negara Eropa untuk menjadikan guru sebagai kelompok prioritas untuk vaksinasi sehingga sekolah dapat tetap buka.

Saat liburan musim panas berakhir, organisasi mengatakan penting agar pembelajaran berbasis kelas terus berlanjut tanpa gangguan. "Pandemi telah menyebabkan gangguan paling dahsyat pada pendidikan dalam sejarah," kata Kluge.

Badan-badan tersebut mendesak negara-negara untuk memvaksinasi anak-anak di atas usia 12 tahun yang memiliki kondisi medis mendasar yang menempatkan mereka pada risiko lebih besar terkena covid-19 yang parah. (Straitstimes/OL-13)

Baca Juga: PBB Minta Taliban Izinkan Warga Tinggalkan Afghanistan



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya