Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

PBB Minta Taliban Izinkan Warga Tinggalkan Afghanistan

Nur Aivanni
31/8/2021 08:03
PBB Minta Taliban Izinkan Warga Tinggalkan Afghanistan
Para ibu dan anak-anak mereka berjalan menuju gerbang bandara Kabul berharap bisa meninggalkan Afghanistan, Sabtu (28/8).(WAKIL KOHSAR / AFP)

DEWAN Keamanan PBB, pada Senin (30/8), mengadopsi resolusi yang mengharuskan Taliban untuk menghormati komitmen mereka untuk membiarkan orang bebas meninggalkan Afghanistan, tetapi tindakan itu tidak menyebutkan "zona aman" yang disebutkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Resolusi itu - yang dirancang oleh Amerika Serikat, Inggris dan Prancis - disahkan dengan 13 suara setuju dan tidak ada keberatan. Sementara, Tiongkok dan Rusia abstain.

Resolusi itu mengatakan dewan mengharapkan Taliban untuk mengizinkan keberangkatan yang aman, terjamin, dan tertib dari Afghanistan bagi warga Afghanistan dan semua warga negara asing.

Hal Itu mengacu pada pernyataan pada 27 Agustus oleh Taliban di mana kelompok tersebut mengatakan warga Afghanistan akan dapat bepergian ke luar negeri, dan meninggalkan Afghanistan kapan saja mereka mau, termasuk melalui penyeberangan perbatasan, baik udara maupun darat.

Dewan Keamanan PBB, kata resolusi tersebut, berharap bahwa Taliban akan mematuhi ini dan semua komitmen lainnya.

Macron telah meningkatkan harapan akan proposal yang lebih konkret dalam pernyataan yang dipublikasikan di Journal du Dimanche selama akhir pekan.

Paris dan London, kata Macron, akan mempresentasikan rancangan resolusi yang bertujuan untuk mendefinisikan, di bawah kendali PBB, sebuah 'zona aman' di Kabul, yang akan memungkinkan operasi kemanusiaan berlanjut.

"Saya sangat berharap ini akan berhasil. Saya tidak melihat siapa yang bisa menentang membuat proyek-proyek kemanusiaan aman," katanya.

Tetapi, resolusi PBB itu jauh lebih sedikit ambisius. Tidak jelas apakah resolusi lain yang mengusulkan "zona aman" akan diedarkan nanti.

"Resolusi ini bukan aspek operasional. Ini lebih pada prinsip, pesan politik utama dan peringatan," kata seorang diplomat PBB kepada wartawan.

Richard Gowan, pakar PBB di International Crisis Group, mengatakan resolusi itu setidaknya mengirim sinyal politik kepada Taliban tentang perlunya menjaga bandara tetap terbuka dan membantu PBB memberikan bantuan.

Terlepas dari itu, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan bahwa Paris menyambut baik adopsi resolusi tersebut. "Kami mendapatkan apa yang kami minta, yaitu bandara menjadi tempat yang aman bagi mereka yang ingin meninggalkan Kabul," kata pernyataan itu.

"Kami menyesalkan abstain dari Rusia dan Tiongkok, tetapi akan bekerja dengan masing-masing untuk memastikan keputusan dewan itu dilaksanakan," tambah pernyataan Prancis.

Teks tersebut menyerukan agar Taliban mengizinkan akses penuh, aman, dan tanpa hambatan bagi PBB dan badan-badan lain untuk memberikan bantuan kemanusiaan.

Teks itu juga menegaskan kembali pentingnya menegakkan hak asasi manusia, termasuk anak-anak, perempuan dan minoritas dan mendorong semua pihak untuk mencari penyelesaian politik yang inklusif dan dinegosiasikan dengan representasi perempuan yang penuh, setara dan bermakna.

Teks tersebut juga menyerukan agar Afghanistan tidak digunakan untuk mengancam atau menyerang negara mana pun atau untuk melindungi atau melatih teroris, atau untuk merencanakan atau mendanai tindakan teroris.

Para ahli mengatakan resolusi itu dipermudah untuk memastikan Tiongkok dan Rusia tidak akan menggunakan hak veto mereka untuk memblokirnya, termasuk melunakkan beberapa bahasa yang terkait dengan Taliban. (AFP/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya