Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Taliban Nyatakan Perang di Afghanistan Sudah Berakhir

Nur Aivanni
16/8/2021 14:25
Taliban Nyatakan Perang di Afghanistan Sudah Berakhir
Warga Afghanistan berkumpul di bandara(AFP)

TALIBAN menyatakan perang di Afghanistan sudah berakhir setelah gerilyawan menguasai istana presiden di Kabul.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu pada hari Minggu (15/8) ketika militan memasuki Kota Kabul. Dikatakannya, dia ingin menghindari pertumpahan darah.

"Hari ini adalah hari besar bagi rakyat Afghanistan dan mujahidin. Mereka telah menyaksikan hasil dari upaya dan pengorbanan mereka selama 20 tahun," kata juru bicara kantor politik Taliban Mohammad Naeem, kepada Al Jazeera TV.

"Terima kasih kepada Tuhan, perang di negara ini sudah berakhir," ucapnya.

Taliban hanya membutuhkan lebih dari seminggu untuk menguasai negara itu setelah serangan kilat yang berakhir di Kabul.

Al Jazeera menyiarkan cuplikan dari apa yang dikatakan komandan Taliban di istana kepresidenan dengan puluhan pejuang bersenjata.

Naeem mengatakan jenis dan bentuk rezim baru di Afghanistan akan segera dijelaskan. Taliban, tambahnya, tidak ingin hidup dalam isolasi dan menyerukan hubungan internasional yang damai.

"Kami telah mencapai apa yang kami cari, yaitu kebebasan negara kami dan kemerdekaan rakyat kami," katanya.

"Kami tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah kami untuk menargetkan siapa pun, dan kami tidak ingin menyakiti orang lain," jelasnya.

Baca juga: Kabul Dikepung Taliban, Presiden Afghanistan Lari Ke Tajikistan

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Senin pagi bahwa semua personel kedutaan, termasuk Duta Besar Ross Wilson, telah dipindahkan ke bandara Kabul untuk menunggu evakuasi dan bendera Amerika telah diturunkan dan dipindahkan dari kompleks kedutaan.

Ratusan warga Afghanistan menyerbu landasan pacu bandara dalam kegelapan. Mereka berdesak-desakan untuk mendapatkan tempat di salah satu penerbangan komersial terakhir yang meninggalkan negara itu sebelum pasukan AS mengambil alih kontrol lalu lintas udara pada hari Minggu.

"Bagaimana mereka bisa menguasai bandara dan mendikte syarat dan ketentuan untuk Afghanistan?" kata Rakhshanda Jilali, seorang aktivis hak asasi manusia yang berusaha untuk sampai ke Pakistan.

"Ini adalah bandara kami, tetapi kami melihat para diplomat dievakuasi sementara kami menunggu dalam ketidakpastian," kata Jilali, yang telah menerima beberapa ancaman pembunuhan, melalui Whatsapp dari bandara.

Lebih dari 60 negara barat, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Jepang, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan semua warga Afghanistan dan warga negara internasional yang ingin meninggalkan negara itu harus diizinkan pergi.(Straits Times/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya