Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan pada Kamis (29/7) bahwa pembicaraan nuklir dengan Iran tidak dapat berlangsung tanpa batas waktu. Akan tetapi Washington sepenuhnya siap untuk melanjutkan negosiasi.
AS secara tidak langsung terlibat dalam pembicaraan Iran dengan kekuatan dunia untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang memberi Iran sedikit keringanan dari sanksi internasional dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.
Kesepakatan itu ditorpedo pada 2018 oleh presiden AS Donald Trump yang secara sepihak menarik diri dari perjanjian dan menjatuhkan sanksi hukuman.
Baca juga: Khamenei Ingatkan Pemerintahan Baru tidak Percaya kepada Barat
"Kami berkomitmen untuk diplomasi, tetapi proses ini tidak dapat berlangsung tanpa batas waktu. Kami melihat yang siap atau tidak siap dilakukan Iran dan tetap sepenuhnya siap kembali ke Wina untuk melanjutkan negosiasi," kata Blinken dalam konferensi pers kunjungan ke Kuwait pada Kamis. "Bola tetap berada di lapangan Iran."
Pemerintahan Presiden Iran Hassan Rouhani telah mengadakan pembicaraan dengan negara-negara besar di Wina sejak April untuk membawa Washington kembali ke dalam perjanjian. Tapi kesepakatan sekarang tampaknya tidak mungkin sampai dia menyerahkan kepada Presiden terpilih Ebrahim Raisi awal bulan depan.
Baca juga: Iran Mulai Produksi Vaksin Covid-19 Buatan Kuba
Raisi ialah seorang ultrakonservatif tetapi telah menyatakan dukungan untuk pembicaraan nuklir dengan alasan perlu diakhirinya sanksi AS atas Iran. Kubu ultrakonservatif Iran, yang sangat tidak mempercayai Amerika Serikat, telah berulang kali mengkritik Rouhani atas kesepakatan 2015. (AFP/OL-14)
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Ulama Iran beralasan hal itu untuk melindungi para perempuan dari atmosfer maskulin dan agar mereka tidak melihat pria setengah telanjang.
Setiap kali timnas Iran mencetak gol, para pendukung perempuan itu berteriak semakin kencang.
Di kualifikasi Zona Asia untuk Piala Dunia 2022,Timnas Australia memetik kemenangan 3-0 atas Nepal, Jumat, (11/6) waktu setempat.
Terakhir kali perempuan diizinkan menonton laga sepak bola di Stadion Azadi adalah pada Oktober 2019 kala Iran melumat Kamboja 14-0.
Politisi ultrakonservatif Iran mengecam Mahdavikia karena mengenakan jersey yang menampilkan semua bendera negara anggota FIFA, termasuk Israel di sebuah laga persahabatan.
Pada Selasa, Dewan Penjaga Iran menyetujui tujuh orang untuk mencalonkan diri dalam pemilihan pada 18 Juni untuk menggantikan Rouhani.
Kepala kehakiman ultrakonservatif Ebrahim Raisi, 60, dipandang sebagai favorit setelah politisi terkemuka lain dilarang mencalonkan diri.
Bagi pendukung setianya, dia harapan terbaik Iran untuk melawan Barat dan membawa bantuan dari krisis ekonomi yang mendalam.
Raisi, seorang ulama ultrakonservatif yang mengepalai peradilan Iran, akan menggantikan Presiden moderat Hassan Rouhani pada Agustus.
Seluruh operasi tersebut diinstruksikan dengan satu komando; hancur leburkan Palestina!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved