Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Iran pekan depan akan menjadi negara pertama di luar Kuba yang mulai memproduksi salah satu vaksin COVID-19 buatan Kuba dalam skala industri, demikian menurut media pemerintah Kuba, Rabu (28/7).
Kedua negara sekutu itu berada di bawah sanksi keras Amerika Serikat yang mereka katakan telah lama membebani akses untuk mendapatkan obat-obatan dan keperluan medis. Sanksi itu memotivasi Kuba dan Iran untuk mandiri.
Kuba dan Iran telah menghasilkan serangkaian vaksin eksperimental COVID-19, dan beberapa diberi nama yang patriotik, seperti Soberana 2 atau Sovereign 2 untuk vaksin buatan Kuba.
Data awal Kuba dari uji klinis fase akhir menunjukkan Soberana 2 dan vaksin COVID-19 tercanggih lainnya, Abdala, adalah salah satu yang paling efisien di dunia, dengan lebih dari 90 persen kemanjuran.
Namun, para kritikus mengatakan mereka akan tetap skeptis sampai data uji klinis tersebut dipublikasikan di jurnal-jurnal internasional yang telah diulas.
Institut Pasteur Iran pada awal 2021 setuju untuk berkolaborasi dengan Institut Finlay Kuba, yang mengembangkan vaksin Soberana 2, untuk menerapkan uji klinis fase tiga dari vaksin buatan Iran, yang mengarah pada persetujuan untuk penggunaan darurat pada awal Juli.
Iran dan Kuba akan memproduksi jutaan dosis vaksin Soberana 2 di negara Timur Tengah itu dengan nama PastuCovac, kata kepala Institut Finlay Vicente V©rez Bencomo saat berkunjung ke Teheran pekan ini, menurut media pemerintah Kuba, Rabu.
"Biasanya Anda membutuhkan 15 tahun untuk mengembangkan vaksin dari nol hingga fase industrialisasi, tetapi kami melakukan semua langkah dalam setahun," katanya.
"Dan buktinya adalah vaksin itu bekerja dengan sangat baik," ujar Bencomo.
Sektor biotek Kuba memiliki sejarah panjang dalam pengembangan vaksin, memproduksi 80 persen vaksin yang digunakan di negara kepulauan Karibia itu dan mengekspor beberapa di antaranya.
Meksiko, Vietnam, Argentina, dan Jamaika adalah di antara negara-negara yang telah menyatakan minatnya untuk memproduksi atau membeli vaksin COVID-19 buatan Kuba.
Hal itu dapat memberikan keuntungan ekonomi dan diplomatik bagi Kuba yang telah kekurangan uang dan menghadapi kritik baru-baru ini atas tindakan keras pemerintahnya terhadap protes yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Selain itu, Kuba juga mungkin mendapat dukungan untuk permintaan agar Washington mencabut embargo perdagangannya.
Kuba dan Iran, yang terdaftar di antara 20 negara dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di dunia, menyalahkan sanksi AS telah menghambat langkah tanggapan kedua negara itu terhadap pandemi, termasuk dalam hal pengembangan vaksin.
Sanksi AS tersebut secara teoritis mengecualikan produk medis tetapi seringkali dalam praktiknya membuat perusahaan farmasi asing berhenti berdagang dengan Iran dan Kuba, dan mencegah bank-bank memproses transaksi dengan kedua negara itu.
Washington pada Juni mengeluarkan panduan pelonggaran cara pengiriman produk untuk memerangi pandemi ke beberapa negara yang dikenai sanksi berat termasuk Iran, namun tidak untuk Kuba. (Ant/OL-12)
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Ulama Iran beralasan hal itu untuk melindungi para perempuan dari atmosfer maskulin dan agar mereka tidak melihat pria setengah telanjang.
Setiap kali timnas Iran mencetak gol, para pendukung perempuan itu berteriak semakin kencang.
Di kualifikasi Zona Asia untuk Piala Dunia 2022,Timnas Australia memetik kemenangan 3-0 atas Nepal, Jumat, (11/6) waktu setempat.
Terakhir kali perempuan diizinkan menonton laga sepak bola di Stadion Azadi adalah pada Oktober 2019 kala Iran melumat Kamboja 14-0.
Politisi ultrakonservatif Iran mengecam Mahdavikia karena mengenakan jersey yang menampilkan semua bendera negara anggota FIFA, termasuk Israel di sebuah laga persahabatan.
Venezuela dan Kuba merupakan sekutu utama Presiden Bolivia Evo Morales.
Penunjukan Marrero tersebut disahkan dengan suara bulat oleh 594 anggota Majelis Nasional Kuba dalam pertemuan akhir tahunan majelis di Havana.
Polisi telah menangkap pelaku yang diidentifikasi sebagai Alexander Alazo, 42, asal Aubrey, Texas.
Ini merupakan kali pertama Kuba kembali masuk daftar hitam AS sejak 2015. Mereka bergabung dengan empat musuh AS lainnya yaitu Iran, Korea Utara, Suriah, dan Venezuela.
Para dokter yang memilih bertahan itu kehilangan izin praktik mereka sehingga mereka terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Kuba kembali menerima wisatawan asing, Jumat (4/9) setelah lama menutup perbatasan akibat pandemi covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved