Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (1/6), memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa mereka berisiko kehilangan sahabat jika berusaha memojokkan negaranya. Hal itu diungkapkan Erdogan, dua pekan sebelum bertemu Presiden AS Joe Biden.
Hubungan antara kedua negara anggota NATO itu memburuk sejak Biden dilantik menggantikan Donald Trump, Januari lalu, setelah mantan wakil presiden itu menggarisbawahi buruknya rekor HAM Turki.
Ketika ditanya mengenai hubungan Ankara-Washington, Erdogan, dalam wawancara dengan kantor berita Turki TRT, Selasa (1/6), menegaskan, "Mereka yang memojokkan Turki akan kehilangan seorang sahabat yang berharga."
Baca juga: Israel Hancurkan Pos Tentara Suriah di Dataran Tinggi Golan
Pernyataan keras Ergogan itu diungkapkan menjelang pertemuan pertamanya dengan Biden di sela-sela KTT NATO di Brussels, 14 Juni mendatang.
Biden tidak tergesa-gesar berbicara dengan Erdogan setelah dilantik dan menunggu tiga bulan sebelum menelepon Presiden Turki itu pada April.
Sambungan telepon itu dilakukan menjelang keputusan Biden mengakui genosida Armenia oleh Kekaisaran Ottoman saat Perang Dunia I, yang memicu kemarahan Turki.
"Apa sumber ketegangan kami dengan AS? Hal yang mereka sebut genosida Armenia," kata Erdogan.
"Apakah mereka tidak memiliki masalah lain selain membela Armenia?" lanjutnya.
Erdogan kemudian menyebut sejumlah hal yang membuat tegang hubungan kedua negara sejak 2016, termasuk dukungan AS bagi milisi Kurdi di Suriah yang dituding Turki sebagai teroris.
"Jika AS benar-benar sekutu kita, apakah mereka seharusnya mendukung teroris atau kita? Sayangnya mereka memutuskan mendukung teroris," kecam Erdogan. (AFP/OL-1)
Forum ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Turki sepanjang 2025.
Satu orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Sindirgi, Turki, Minggu (10/8) malam.
ADMINISTRASI Otonom Suriah Utara dan Timur (AANES) memperingatkan bahwa situasi krisis air di Sungai Efrat semakin parah setelah ketinggian air di Danau Bendungan Efrat menyusut.
SURIAH saat ini menghadapi krisis kemanusiaan besar akibat perubahan iklim, konflik geopolitik, dan penurunan curah hujan.
Sedikitnya 10 petugas pemadam dan relawan tewas saat memadamkan kebakaran di Turki.
FESTIVAL Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat sebagai jembatan diplomasi budaya antara Indonesia dan Turki.
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan mengapresiasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran yang dicapai melalui upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
KETUA DPR Amerika Serikat Mike Johnson mengatakan Presiden Donald Trump diduga telah memberikan setiap kesempatan untuk Iran.
"Kita harus menjaga saluran dialog yang terbuka dengan Taliban dan mengejar keterlibatan secara bertahap daripada pendekatan berdasarkan kondisi yang sulit."
Hal itu terutama karena kedua negara sedang berjuang melawan pandemi virus korona dan menghadapi kesulitan ekonomi.
Turki saat ini memiliki pasukan di Afghanistan sebagai bagian dari pasukan NATO dan telah menawarkan untuk mengamankan bandara strategis Kabul setelah pasukan AS pergi pada akhir Agustus.
Undangan itu disampaikan ke ibu kota Iran oleh Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein, sehari setelah Baghdad mengumumkan pertemuan puncak yang ditetapkan akhir bulan ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved