PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (11/8) mengatakan dia bisa bertemu dengan pemimpin kelompok pemberontak Taliban dalam upaya untuk membantu mengamankan perdamaian di Afghanistan. Pejuang Taliban telah merebut lebih dari seperempat ibu kota provinsi Afghanistan dalam waktu kurang dari seminggu.
Turki saat ini memiliki pasukan di Afghanistan sebagai bagian dari pasukan NATO dan telah menawarkan untuk mengamankan bandara strategis Kabul setelah pasukan AS pergi pada akhir Agustus. Diskusi berlanjut antara pejabat Turki dan Amerika.
Turki mengatakan akan mengamankan bandara jika kondisi diplomatik, keuangan, dan logistik terpenuhi. "Perkembangan terakhir dan situasi publik Afghanistan benar-benar meresahkan," kata Erdogan dalam wawancara televisi dengan CNN Turk.
"Mungkin saya bahkan akan berada dalam posisi untuk menerima orang yang menjadi pemimpin mereka," kata Erdogan. Ia merujuk pada upaya para pejabat Turki untuk melakukan pembicaraan dengan Taliban.
Erdogan bulan lalu mengatakan Turki akan mengadakan diskusi dengan Taliban sebagai bagian dari proses perdamaian. "Mengapa? Jika kita tidak mendapatkan kendali atas hal-hal seperti ini pada tingkat yang tinggi, tidak mungkin untuk mengamankan perdamaian kali ini di Afghanistan," tambahnya.
Baca juga: Jerman Hentikan Bantuan ke Afghanistan Jika Taliban Berkuasa
Kekhawatiran domestik Erdogan yang lebih mendesak merupakan ketakutan publik Turki akan gelombang orang yang melarikan diri dari Afghanistan ketika kelompok pemberontak memperoleh kendali lebih besar atas negara itu. Turki menampung 3,6 juta pengungsi Suriah. Ketika ekonomi Turki memburuk, kebencian terhadap pengungsi Suriah telah tumbuh dengan oposisi utama menyerukan agar mereka pergi.
Erdogan menekankan bahwa Turki memiliki masalah di bawah kendali dengan tembok yang dibangun di timur dan selatan negara itu. "Baik di perbatasan dengan Iran atau Irak, tembok kami meningkat secara signifikan saat ini. Tembok yang menjulang ini untuk mencegah migrasi ilegal ke negara kami," katanya.
Presiden AS Joe Biden memerintahkan penarikan militer Amerika dari Afghanistan sebelum 11 September 2021, peringatan 20 tahun serangan 9/11 di AS oleh Al-Qaeda yang didukung Taliban yang berbasis di Afghanistan. (AFP/OL-14)