Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Biden Sebut Target 100 Juta Vaksin Covid-19 Tercapai Pekan Ini

Nur Aivanni
19/3/2021 06:41
Biden Sebut Target 100 Juta Vaksin Covid-19 Tercapai Pekan Ini
Presiden AS Joe Biden(AFP/Jim Watson)

PRESIDEN AS Joe Biden mengatakan target untuk memberikan 100 juta dosis vaksin virus korona dalam 100 hari pertama masa jabatannya akan terpenuhi pada Jumat (18/3), jauh lebih cepat dari target awal.

"Saya bangga mengumumkan besok, 58 hari dalam pemerintahan saya, kita akan mencapai tujuan saya untuk memberikan 100 juta suntikan kepada sesama warga Amerika," katanya dalam pidatonya di Gedung Putih.

Ketika Biden menjabat pada 20 Januari, program untuk menghentikan pandemi virus korona melalui vaksinasi nasional baru saja berjalan.

Awalnya, Biden mengatakan ingin 100 juta dosis diberikan dalam 100 hari, tetapi setelah dengan mudah mencapai target itu, dia akan mengumumkan target baru pada pekan depan.
 
"Delapan minggu lalu, hanya delapan persen lansia - mereka yang paling rentan terhadap covid-19 - telah menerima vaksinasi. Saat ini, 65% orang yang berusia 65 tahun ke atas telah menerima setidaknya satu suntikan," katanya.

"Itu kuncinya, karena ini adalah populasi yang mewakili 80% dari lebih dari 500.000 kematian akibat covid-19 yang terjadi di Amerika," ucapnya.

Baca juga:  WHO Rekomendasikan Tetap Gunakan Vaksin AstraZeneca

Meskipun awalnya ada keraguan mengenai target untuk memberikan satu juta vaksin sehari, petugas kesehatan sekarang menyuntikkan antara dua hingga tiga juta suntikan setiap hari.

Peluncuran vaksin yang semakin cepat sejalan dengan penurunan tingkat infeksi. Itu memberikan optimisme bahwa ekonomi terbesar di dunia itu sedang menuju pemulihan yang kuat.

Kendati demikian, pejabat kesehatan AS terus mengeluarkan peringatan mengenai pandemi.

"Ini adalah waktu untuk optimisme, tetapi ini bukan waktu untuk relaksasi," kata Biden mengingatkan.

"Sekarang bukan waktunya untuk lengah. Dalam seminggu terakhir, kita telah melihat peningkatan jumlah kasus di beberapa negara bagian. Para ilmuwan telah menjelaskan bahwa keadaan mungkin menjadi lebih buruk ketika varian baru dari virus ini menyebar," jelasnya.(AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya