Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
PENGURUS Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Menurutnya, keraguan terhadap vaksin bukanlah fenomena baru. Sejak dulu setiap munculnya varian vaksin baru, pasti timbul kekhawatiran di masyarakat hingga saat ini.
"Saya kira kalau masyarakat khawatir itu merupakan hal yang biasa ya. Jadi kekhawatiran tentang vaksin ini bukan merupakan hal yang baru. Jadi sejak dulu, bahkan ketika mulai diperkenalkan vaksin-vaksin untuk anak-anak, itu memang kekhawatiran itu ada dan itu berlangsung sampai sekarang," kata Iqbal saat dihubungi, Selasa (12/8).
Iqbal mengatakan, wajar jika masyarakat memiliki kekhawatiran, apalagi vaksin mRNA ini terkait dengan covid-19, virus yang sebelumnya memicu pandemi global.
Namun, ia menegaskan bahwa berdasarkan pertimbangan ilmiah, tidak ada bukti yang menunjukkan vaksin tersebut dapat menyebabkan efek samping, seperti kanker atau antiprotein penekanan tumor.
"Kalau kita berdasarkan pada pertimbangan ilmiah, sebenarnya tidak ada bukti yang memadai untuk mengatakan bahwa vaksin ini menyebabkan kanker. Karena proses vaksin ini memang dibuat sedemikian rupa, sehingga dia tidak masuk ke dalam sel dan merubah struktur DNA. Sementara kanker itu sendiri kan terjadi akibat perubahan struktur DNA,” jelasnya.
Ia menambahkan, vaksin mRNA tidak memicu perubahan DNA sehingga kemungkinan memicu kanker sangat kecil. Meski demikian, ia mendorong agar pengamatan terhadap vaksin tersebut dapat terus dilakukan.
"Tidak ada salahnya kalau terus dilakukan surveillance ya, jadi dilakukan pengamatan jangka pendek maupun jangka panjang untuk melihat apakah memang ada peningkatan tren kanker setelah penggunaan vaksin ini atau tidak," ucapnya.
"Tapi hasil pengamatan itu baru akan diketahui setelah beberapa tahun ke depan. Jadi sampai saat ini saya kira tidak ada bukti yang mendukung bahwa vaksin ini bisa menyebabkan kanker," sambungnya. (H-3)
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Pemerintah melalui Kemenkes, memberikan dukungan dalam penanggulangan pandemi di antaranya dengan penyediaan vaksin.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved