Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Aksi Protes Perempuan di Meksiko Berubah Menjadi Bentrokan 

Atikah Ishmah Winahyu
09/3/2021 19:16
Aksi Protes Perempuan di Meksiko Berubah Menjadi Bentrokan 
Kerusuhan di Mexico City dalam demonstrasi Hari Perempuan Internasional(AFP/Pedro Pardo)

PARA wanita  Meksiko yang berbaris pada Hari Perempuan Internasional bentrok dengan polisi di barikade yang mengelilingi Istana Nasional di Mexico City. Petugas menembakkan semprotan merica usai pengunjuk rasa berusaha merobohkan dinding logam.

“62 petugas dan 19 warga sipil terluka,” kata Marcela Figueroa, seorang pejabat badan kepolisian kota.

Pemerintah Mexico City dengan tegas menyangkal telah menggunakan jenis gas apa pun terhadap pengunjuk rasa.

Presiden Andrés Manuel López Obrador memasang barikade logam yang digambarkan sebagai tembok perdamaian oleh juru bicaranya sebelum protes berlangsung. Dia mengaku memasang barikade untuk melindungi properti pemerintah dari vandalisme.

Tetapi tembok itu terbukti memprovokasi perempuan, yang menuduh presiden takut akan gerakan feminis dan mengabaikan kekhawatiran seperti kekerasan seksual yang merajalela dan jumlah korban harian femisida mencapai 10 orang. Setidaknya 939 wanita telah menjadi korban femisida tahun lalu di Meksiko, menurut data resmi.

"Di mana Anda saat saya diperkosa," terdengar seorang wanita berteriak kepada polisi di tengah kekacauan itu.

López Obradors memiliki hubungan yang kurang baik dengan gerakan feminis, yang dituduh dimanipulasi oleh lawan konservatif dan dipengaruhi oleh ide-ide asing.

“Kami ingin dia melindungi kami dengan cara yang sama seperti dia melindungi gedung-gedung ini,” kata Vania Palacios (19).

Para pengunjuk rasa menuliskan nama-nama korban femisida di barikade setelah dipasang pada hari Jumat dan kemudian ditutup dengan bunga. Mereka juga memproyeksikan slogan-slogan di Istana Nasional berbunyi, “Femisida Meksiko” dan “aborsi legal sekarang”.

Slogan lain membawa tuduhan "pemerkosa tidak akan menjadi gubernur", merujuk pada Félix Salgado Macedonio, yang mencalonkan diri untuk jabatan di negara bagian Guerrero selatan, dengan dukungan López Obrador. Salgado membantah telah melakukan pelecehan seksual terhadap lima wanita dan tidak ada dakwaan yang diajukan terhadapnya.

Presiden yang kerap disapa Amlo ini mendapat kecaman dari perempuan di partainya Morena, yang menyerukan agar dia memecat kandidat.

Baca juga : Vaksin Covid-19 Pfizer Mampu Lawan Varian Brasil

Sementara itu, Salgado menuai kemarahan pada Senin ketika dia menuliskan kekagumannya pada wanita dan memuji perjuangan mereka.

“Presiden ini telah berbohong kepada kami,” kata Teresa Ramírez, seorang pengunjuk rasa.

“Kami pikir dia akan mendapat tanggapan, tapi dia hanya mengejek kami, terutama tentang masalah wanita,” ujarnya.

Wanita telah membuktikan ada duri di pihak Amlo. Dia telah diidentifikasi sebagai kiri dan mencap lawannya konservatif, tetapi dia sering mengkhotbahkan moral, nilai-nilai, dan condong konservatif pada masalah sosial.

Dia telah memotong dana untuk tempat penitipan anak dan tempat penampungan wanita serta mempromosikan keluarga sebagai solusi untuk kesulitan pandemi, bahkan saat kekerasan dalam rumah tangga meningkat.

Pada hari Senin, dia mengklaim bahwa protes wanita tidak terjadi sampai dia menjabat.

“Kami memiliki pepatah dalam bahasa Spanyol, 'ketika kamu diam, kamu terlihat lebih cantik.' Dan dia tampaknya mengikuti itu,” kata Maricruz Ocampo, seorang aktivis di kota Querétaro.

"Kami feminis telah memutuskan bahwa kami tidak terlihat lebih baik saat kami diam karena saat kami diam tidak ada yang melihat kami dan tidak ada yang mendengarkan kami," imbuhnya.

Ocampo menuturkan, banyak wanita telah mengungkapkan harapan untuk pemerintahan Amlo dan dia mempromosikan wanita dengan simpati feminis ke posisi-posisi kunci, bersama dengan menunjuk cabinet yang seimbang gender. Tapi dia tidak bertindak dalam isu-isu seperti aborsi dan sekutunya di tingkat negara bagian, termasuk partai yang didirikan oleh evangelis, lebih memilih untuk tidak mengangkat isu-isu sosial yang sensitif.

“Bagi banyak feminis, sepertinya pemerintah akan mengambil agenda mereka,” kata Bárbara González, seorang analis politik di Monterrey.

"Tapi tidak hanya Amlo yang memusuhi gerakan. Dia selalu menggambarkannya sebagai dimanipulasi dan kurang legitimasi,” tandasnya. (The Guardian/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya