Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Serikat Buruh di Myanmar Gelar Aksi Mogok Nasional

Atikah Ishmah Winahyu
08/3/2021 17:19
Serikat Buruh di Myanmar Gelar Aksi Mogok Nasional
Aksi protes terhadap kudeta militer masih berlangsung di Myanmar.(AFP)

SERIKAT buruh terbesar di Myanmar mulai melakukan aksi mogok besar-besaran. Langkah terbaru ini sebagai bentuk protes terhadap pemimpin militer agar mundur, setelah merebut kekuasaan dalam kudeta bulan lalu.

Setidaknya 18 organisasi buruh yang mewakili industri, termasuk konstruksi, pertanian dan manufaktur, mendesak pekerja untuk tidak beraktivitas pada Senin (8/3) ini. Gerakan itu diharapkan segera membalikkan kudeta militer dan mengembalikan pemerintahan Aung San Suu Kyi.

"Ini waktunya untuk mengambil tindakan yang membela demokrasi kita sekarang," bunyi pernyataan serikat pekerja.

Baca juga: Pakar PBB Desak Embargo Senjata kepada Militer Myanmar

“Tidak ada yang bisa memaksa warga Myanmar untuk bekerja. Kami bukan budak junta militer. Kami tidak akan pernah menjadi budak," lanjut pernyataan tersebut.

Aksi mogok nasional akan berlanjut sampai demokrasi kembali. Sebelumya, sejumlah saksi melaporkan adanya suara tembakan dan granat di berbagai wilayah Yangon pada Minggu (7/3) malam.

Tentara juga dikerahkan ke sejumlah gedung umum di penjuru negeri. Tindakan itu memicu konfrontasi dengan pengunjuk rasa. Media pemerintah melaporkan bahwa pasukan keamanan sudah berjaga di rumah sakit dan kampus. Itu merupakan bagian dari upaya penegakan hukum militer.

Baca juga: Houthi Tembakkan Rudal dan Drone ke Fasilitas Minyak Saudi

Dalam beberapa pekan terakhir, muncul protes berskala besar yang menolak pemerintahan militer. Petugas keamanan pun menembakkan granat setrum dan gas air mata untuk membubarkan demonstran di sejumlah wilayah. Berdasarkan pantauan PBB, setidaknya 50 orang tewas sejak aksi protes dimulai.

Menandai Hari Perempuan Internasional, pegiat hak perempuan menyerukan gerakan Htamein untuk memobilisasi kekuatan yang melawan junta militer.(Aljazeera/OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya