Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Sebanyak 317 Siswi yang Diculik di Nigeria Belum Ditemukan

Atikah Ishmah Winahyu
01/3/2021 15:00
Sebanyak 317 Siswi yang Diculik di Nigeria Belum Ditemukan
Suasana kelas di sekolah asrama khusus perempuan di desa Jangebe, Nigeria sepi, karena 317 siswinya diculik sekelompok pria bersenjata.(AFP/KOLA SULAIMON)

KELUARGA di negara bagian Zamfara, Nigeria barat laut, gelisah menanti kabar tentang anak perempuan mereka yang diculik oleh pria bersenjata dari sekolah negeri pada Jumat (26/2) lalu. Sebanyak 317 siswi menghilang dalam penculikan massal terbaru di negara itu.

Beberapa orang tua dan saudara korban berkumpul di sekolah asrama khusus perempuan di desa Jangebe pada Minggu (28/2) di tengah spekulasi bahwa anak-anak telah bebas setelah ditahan di hutan.

Beredar rumor bahwa gadis-gadis itu telah ditemukan. Pemerintah membantahnya tetapi rumor ini terus berkembang.

Dengan polisi mengoordinasikan operasi penyelamatan bersama dengan militer dan helikopter menyisir hutan, sejumlah menteri pemerintah telah tiba di Zamfara untuk bertemu dengan pejabat setempat.

"Pejabat senior mengonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa beberapa kemajuan telah dibuat dan (menyatakan harapan) dalam 24 jam ke depan para gadis akan kembali ke rumah," lapor Ahmed Idris dari Al Jazeera.

Penduduk setempat mengatakan lebih dari 100 pria bersenjata berseragam militer menyerbu desa pada Jumat pagi sebelum menuju ke asrama sekolah tempat para siswi sedang tidur.

Dua putri Humaira Mustapha, Hafsa dan Aisha, masing-masing berusia 14 dan 13 tahun termasuk di antara 317 siswi yang diculik.

“Setiap kali saya memikirkan anak perempuan saya, saya merasakan kesedihan yang tak terlukiskan,” kata Mustapha.

“Setiap kali saya menyajikan makanan untuk adik perempuan mereka, air mata terus mengalir dari mata saya karena saya terus memikirkan kelaparan dan kehausan yang mereka alami,” ujar ibu tiga anak berusia 30 tahun itu.

"Saya meminta gubernur untuk melakukan segalanya untuk menyelamatkan putri kami yang menghadapi bahaya nyata bagi hidup mereka," tambah Mustapha.  "Sebagai seorang ibu, kesedihan saya menghancurkan saya.”

Aliyu Ladan Jangebe mengatakan, lima putrinya yang berusia antara 12 dan 16 tahun berada di sekolah ketika para penculik menyerbu masuk. Empat orang dibawa pergi tetapi satu berhasil melarikan diri dengan bersembunyi di kamar mandi bersama tiga gadis lainnya.

“Suasana hati kami sedang tidak baik karena ketika Anda memiliki lima anak dan Anda dapat memperoleh (hanya) satu anak. Kami hanya berterima kasih kepada Tuhan, tapi kami tidak bahagia,” kata Jangebe.

“Kami tidak dapat membayangkan situasi mereka,” katanya tentang putri-putrinya yang hilang.

Penduduk desa terdekat mengatakan para penculik telah menggiring gadis-gadis itu ke kota seperti binatang.

Masauda Umar termasuk di antara siswi yang berhasil melarikan diri.

"Saya keluar dari pintu dan saya bertemu seseorang tetapi lari kembali dan bersembunyi di bawah tempat tidur saya," kisahnya.

"Saya takut kembali ke sekolah karena apa yang terjadi, tapi saya akan kembali jika pemerintah membuatnya aman,” tuturnya.

Seorang penduduk di desa mengatakan orang-orang bersenjata itu juga menyerang kamp militer dan pos pemeriksaan terdekat, mencegah tentara menangani penculikan massal.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan, prioritas pemerintah adalah mengembalikan semua sandera dengan selamat dan tidak terluka.

Penculikan gadis-gadis itu telah menyebabkan kemarahan internasional, dengan kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat gadis-gadis itu dan dipulangkan dengan selamat ke keluarga mereka.

Nigeria telah mengalami beberapa serangan dan penculikan seperti itu dalam beberapa tahun terakhir. Pada Sabtu, 24 siswa, enam staf dan delapan kerabat dibebaskan setelah diculik pada 17 Februari dari Government Science College Kagara di negara bagian Niger.

Pada Desember, lebih dari 300 murid dari sebuah sekolah menengah di Kankara, di barat laut Nigeria, diculik dan kemudian dibebaskan. Pemerintah mengatakan tidak ada uang tebusan yang dibayarkan untuk pembebasan siswa.

Penculikan paling terkenal terjadi pada April 2014, ketika 276 gadis diculik oleh kelompok bersenjata Boko Haram dari sekolah menengah di Chibok di negara bagian Borno. Lebih dari 100 orang di antaranya masih hilang.

Boko Haram menentang pendidikan Barat dan para pejuangnya sering menargetkan sekolah. Kelompok bersenjata terorganisir lainnya, yang secara lokal disebut bandit, sering menculik siswa untuk mendapatkan uang. Pemerintah mengatakan sekelompok besar pria bersenjata di negara bagian Zamfara diketahui menculik demi uang dan mendesak pembebasan anggotanya yang ditahan di penjara.

Para analis menuturkan, jaringan kriminal Nigeria mungkin merencanakan lebih banyak penculikan seperti itu jika putaran kasus penculikan ini tidak dihukum.

“Meskipun meningkatkan kepolisian dan keamanan masyarakat secara umum, tetap menjadi tantangan jangka menengah hingga jangka panjang, dalam jangka pendek pihak berwenang harus menghukum mereka yang bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan yang kuat bahwa tidak akan ada toleransi terhadap tindakan semacam itu,” kata Rida Lyammouri, senior di Pusat Kebijakan untuk New South. (Aljazeera/OL-13)

Baca Juga: Kapal Terbalik, 15 Pencari Suaka Tenggelam



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya