Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

UE Perketat Ekspor, Jepang Tunda Rencana Vaksinasi Covid-19

Nur Aivanni
02/2/2021 19:02
UE Perketat Ekspor, Jepang Tunda Rencana Vaksinasi Covid-19
Bendera Uni Eropa berkibar di markas blok yang berbasis di Brussel, Belgia.(AFP)

KEBIJAKAN ekspor terbaru yang dikeluarkan Uni Eropa membuat Jepang harus menunda rencana vaksinasi covid-19. Blok itu menerbitkan mekanisme kontroversial untuk pengiriman vaksin covid-19 yang diproduksi di dalam wilayah perbatasannya.

Uni Eropa, yang menghadapi kritik atas lambannya peluncuran vaksin covid-19, mengeluarkan aturan baru yang mewajibkan produsen obat untuk meminta persetujuan ekspor vaksin ke negara di luar Uni Eropa.

"Oleh karena itu, kami belum bisa menyelesaikan jadwal pasokan (vaksin) di wilayah kami," jelas Taro Kono, menteri yang bertanggung jawab atas program vaksinasi di Jepang.

Baca juga: AstraZeneca Ingkar Janji, Uni Eropa Keluarkan Peringatan

Sebelumnya, Jepang telah mencapai kesepakatan suplai vaksin covid-19 dengan Pfizer, Moderna dan AstraZeneca. Namun, otoritas kesehatan ingin memastikan keamanan vaksin lewat uji klinis domestik, sebelum memberikan lampu hijau.

Vaksin dari Pfizer, yang bersama dengan AstraZeneca memiliki pabrik di Uni Eropa, kemungkinan menjadi yang pertama disetujui. Kono juga menyerukan tindakan internasional untuk mencegah 'nasionalisme vaksin' yang berdampak pada kesehatan global.

Penundaan itu telah menghambat pengadaan dan peluncuran vaksin di Uni Eropa. Diketahui, blok tengah terlibat dalam perselisihan sengit dengan AstraZeneca.

Baca juga: Keberadaan Suu Kyi Tidak Diketahui Sejak Ditangkap Militer Myanmar

AstraZeneca dituding melanggar kontrak, dengan menunda pengiriman vaksin ke pemerintah Uni Eropa. Adapun Komisi Eropa meluncurkan skema untuk memantau dan dalam beberapa kasus melarang ekspor vaksin yang diproduksi di wilayah blok.

Kebijakan Uni Eropa pun menuai kritikan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di lain sisi, otoritas Jepang berupaya memahami kesuliitan yang dihadapi Uni Eropa.

"Kami menyadari bahwa Uni Eropa telah melakukan investasi awal dan belum dapat mengamankan vaksin yang dibutuhkannya. Tapi, saya berharap mereka tidak mengelurkan kebijakan yang menghambat pengiriman vaksin," pungkas Kano.(AFP/OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya