Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

AS Serukan Penarikan Pasukan Rusia dan Turki dari Libia

Atikah Ishmah Winahyu
29/1/2021 09:34
AS Serukan Penarikan Pasukan Rusia dan Turki dari Libia
Personel militer Libia.(AFP/Mahmud TURKIA)

AMERIKA Serikat (AS) telah menyerukan penarikan segera pasukan Rusia dan Turki dari Libia setelah tenggat waktu bagi mereka untuk pergi diabaikan.

Di bawah gencatan senjata yang didukung PBB dan ditandatangani Oktober tahun lalu, pasukan asing dan tentara bayaran ditarik keluar dari Libia dalam waktu tiga bulan. Batas waktu itu berlalu pada Sabtu (23/1), tanpa ada pergerakan yang diumumkan atau teramati di lapangan.

"Kami menyerukan kepada semua pihak eksternal, termasuk Rusia, Turki dan UEA, untuk menghormati kedaulatan Libia dan segera menghentikan semua intervensi militer di Libia," kata penjabat Duta Besar AS untuk PBB Richard Mills selama pertemuan Dewan Keamanan PBB soal Libia, Kamis (28/1).

Baca juga: Kebocoran Nitrogen Cair Tewaskan Enam Orang di Atlanta

"Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, Oktober lalu, kami menyerukan kepada Turki dan Rusia untuk segera memulai penarikan pasukan mereka dari negara tersebut serta memindahkan tentara asing bayaran dan proxy militer yang telah mereka rekrut, biayai, sebarkan dan dukung di Libia," tambahnya.

Pernyataan itu muncul setahun setelah KTT Berlin mempertemukan pendukung dari faksi-faksi utama yang bertikai di Libia, dengan para pemimpin dunia berjanji untuk mengakhiri campur tangan asing dan bekerja menuju gencatan senjata permanen.

Dilaporkan dari PBB, Editor Diplomatik Al Jazeera James Bays mengatakan perkembangan terbaru kemungkinan akan memusatkan pikiran di Turki dan UEA tentang bagaimana mereka akan menangani pemerintahan Biden yang baru.

Dia menyoroti bahwa Gedung Putih menunda kesepakatan penjualan senjata yang disetujui oleh pemerintahan Trump untuk menjual 50 jet tempur F-35 ke UEA.

Pasukan asing

PBB memperkirakan ada sekitar 20.000 tentara asing dan tentara bayaran yang membantu pihak lawan di Libia, Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB di Tripoli dan komandan militer pemberontak Khalifa Haftar di timur.

Turki mendukung GNA. Ia juga memiliki pangkalan militer di Al-Watiya di perbatasan dengan Tunisia di bawah kesepakatan militer 2019.

Desember lalu, Ankara memperpanjang 18 bulan otorisasinya untuk penempatan pasukan Turki di Libia, yang tampaknya mengabaikan kesepakatan gencatan senjata. Haftar mendapat dukungan dari UEA, Prancis, Mesir, dan Rusia.

Sebagian besar pasukan asing terkonsentrasi di sekitar Sirte, di pangkalan udara Al-Jufra yang dikuasai pasukan Haftar 500 km (300 mil) di selatan Tripoli dan lebih jauh ke barat di Al-Watiya. Moskow menyangkal adanya hubungan dengan tentara bayaran, tetapi para ahli PBB pada Mei lalu mengkonfirmasi keberadaan pejuang kelompok Wagner, yang diduga dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. (Aljazeera/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya