Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

PM Inggris akan ke Skotlandia untuk Cegah Perpecahan Britania

Basuki Eka Purnama
28/1/2021 10:40
PM Inggris akan ke Skotlandia untuk Cegah Perpecahan Britania
PM Inggris Boris Johnson(AFP/Geoff PUGH)

PERDANA Menteri Inggris Boris Johnson bersiap mengunjungi Skotlandia, Kamis (28/1), di tengah kekhawatiran akan perpecahan Inggris Raya dan mengatakan pengalaman pandemi covid-19 menekankan manfaat pentingnya menjadi bagian dari Inggris.

Johnson akan mengunjungi Skotlandia untuk menghadapi dukungan yang semakin besar bagi referendum kemerdekaan Skotlandia dari Inggris Raya.

Ikatan yang menyatukan Inggris Raya telah sangat renggang selama lima tahun terakhir akibat pemisahan Inggris dari Uni Eropa (Brexit), cara penanganan pandemi covid-19 oleh pemerintah, dan seruan berulang kali oleh Partai Nasional Skotlandia agar referendum baru diselenggarakan tentang kemerdekaan.

Baca juga: Regulator UE dan Inggris Izinkan Boeing 737 Kembali Mengangkasa

Menjelang kunjungannya, Johnson mengatakan Skotlandia, sebagai bagian dari Inggris Raya, memperoleh akses ke vaksin covid-19 yang dikembangkan Universitas Oxford dan vaksin-vaksin itu dikelola oleh angkatan bersenjata bersama mereka, yang menciptakan 80 pusat vaksinasi baru di Skotlandia.

"Kita telah bersatu untuk mengalahkan virus. Kerja sama timbal balik di seluruh Inggris selama pandemi ini persis seperti yang diharapkan masyarakat Skotlandia dan itulah yang menjadi fokus saya," kata Johnson.

Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon, Rabu (27/1), mengkritik rencana perjalanan Johnson ke Skotlandia.

Sturgeon mempertanyakan apakah alasan kunjungan Johnson benar-benar penting dan berpendapat langkah itu memberikan contoh yang buruk bagi publik.

Sturgeon, yang menjalankan pemerintahan semiotonom Skotlandia, berharap kekuatan Partai Nasional Skotlandia pimpinannya pada pemilihan parlemen yang dilimpahkan di negara itu pada Mei akan memberinya mandat untuk mengadakan referendum kedua.

Jika Skotlandia memilih merdeka, itu berarti Inggris Raya akan kehilangan sekitar sepertiga dari daratannya dan hampir sepersepuluh populasinya dan saat negara ekonomi terbesar keenam di dunia itu bergulat dengan dampak Brexit.

Johnson, yang mungkin harus menyetujui referendum baru, mengatakan bahwa tidak perlu ada pemungutan suara baru setelah kemerdekaan itu ditolak oleh para pemilih di Skotlandia pada 2014.

Skotlandia, dalam referendum 2014, memilih menentang kemerdekaan dengan persentase 55% berbanding 45%.

Namun, mayoritas orang Skotlandia juga mendukung Inggris untuk tetap bergabung dalam Uni Eropa pada pemungutan suara Brexit 2016.

Keadaan itu memicu para nasionalis Skotlandia menuntut penyelenggaraan pemungutan suara baru untuk kemerdekaan setelah Inggris Raya secara keseluruhan memilih keluar dari Uni Eropa. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya