Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, Rabu (27/1), berpegang pada pendiriannya bahwa Teheran harus kembali mematuhi kesepakatan nuklir Iran sebelum Washington, yang meninggalkan pakta itu di bawah mantan Presiden Donald Trump, akan mematuhinya.
Dalam pernyataan publik pertamanya soal Iran, Blinken menegaskan kembali kebijakan Presiden Joe Biden bahwa jika Iran kembali memenuhi kewajibannya di bawah JCPOA, AS akan melakukan hal yang sama.
Kesepakatan nuklir, yang secara resmi disebut Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), disepakati oleh Iran dan enam negara besar pada 2015.
Baca juga: Biden Pertahankan Negosiator AS dengan Taliban
Perjanjian itu mengikat Iran untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi dari AS dan negara lainnya.
Trump hengkang dari kesepakatan itu pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi AS, yang menyebabkan Iran mulai melanggar ketentuan dalam perjanjian tersebut.
Jika Iran kembali ke kesepakatan itu, Washington akan berusaha membangun apa yang disebut Blinken sebagai 'Perjanjian yang lebih lama dan lebih kuat' yang akan menangani masalah 'Yang sangat problematis' lainnya.
Blinken tidak menyebut masalah yang mana tetapi Biden mengatakan masalah-masalah yang dimaksud antara lain menyangkut pengembangan rudal
balistik Iran serta dukungan Teheran untuk pasukan proksi di negara-negara seperti Irak, Suriah, Libanon, dan Yaman.
"Iran tidak patuh pada sejumlah bidang dan ini akan membutuhkan waktu, seandainya Iran membuat keputusan untuk melakukannya, untuk kembali patuh, saatnya bagi kami kemudian untuk menilai apakah Iran memenuhi kewajibannya," kata Blinken.
"Kami belum ke sana, setidaknya," tambahnya.
Dia menolak mengungkapkan pejabat AS mana yang akan memimpin pembicaraan dengan Iran tapi mengatakan, "Kami akan mengusung perspektif berbeda tentang masalah ini." (Ant/OL-1)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump melampiaskan kemarahan kepada media pada Jumat (28/6) setelah ada laporan yang menyatakan dia memberikan bantuan kepada Iran.
Saat ditanya apakah AS akan melakukan serangan tambahan jika Iran kembali mengaktifkan program nuklirnya, Trump membenarkannya.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menuding pernyataan keras Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, penuh kebencian dan kebohongan.
PRESIDEN AS Donald Trump mengeklaim dirinya menyelamatkan nyawa Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dari serangan maut di tengah memanasnya ketegangan antara Iran dan Israel.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) RI memastikan lebih dari 70 warga negara Indonesia (WNI) dari 97 WNI yang dievakuasi dari Iran telah tiba di Indonesia hingga Jumat (27/6).
SITUASI Qatar saat ini mulai berangsur normal setelah serangan rudal yang diluncurkan Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid pada Senin (23/6) malam waktu setempat.
PAKAR Hubungan Internasional UGM, Muhadi Sugiono, berpendapat sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, Indonesia perlu mengambil sikap yang jelas dan tegas atas perang Iran-Israel.
Pemerintah Israel secara resmi mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata bilateral dengan Iran pada Selasa (24/6).
Berlin tengah memantau perkembangan di Selat Hormuz secara seksama.
Tujuh pesawat B-2 terlibat langsung dalam pengeboman terhadap tiga lokasi nuklir utama Iran, yaitu Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Militer Israel menyatakan Iran telah meluncurkan lebih banyak rudal ke arah Israel pada Senin (23/6).
Serangan AS diklaim berjalan mulus tanpa diketahui oleh sistem pertahanan udara Iran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved