Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Trump Sedang Labil, Ketua DPR AS Antisipasi Peluncuran Nuklir

Atikah Ishmah Winahyu
09/1/2021 16:20
Trump Sedang Labil, Ketua DPR AS Antisipasi Peluncuran Nuklir
Ketua DPR AS Nancy Pelosi(Samuel Corum/Getty Images/AFP)

KETUA Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi berbicara kepada Kepala Militer untuk menjamin bahwa Donald Trump tidak dapat melancarkan serangan nuklir dalam masa-masa terakhirnya menjabat sebagai Presiden.

Di tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran dan tantangan kebijakan luar negeri lainnya, Pelosi berusaha untuk membahas upaya untuk mencegah presiden yang labil agar tidak melakukan permusuhan militer atau mengakses kode peluncuran dan memerintahkan serangan nuklir.

Seorang juru bicara Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley mengkonfirmasi percakapan tersebut.

"Pelosi yang memulai pembicaraan dengan ketua," kata juru bicara itu.

“Dia menjawab pertanyaan dari Pelosi tentang proses otoritas komando nuklir,” imbuhnya.

Baca juga: Kim Jong-Un: AS itu Musuh dan Hambatan Utama Korea Utara

Hingga kini Trump tetap menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata AS. Sebelum penyerbuan Capitol Rabu, kesepuluh mantan Menteri Pertahanan yang masih hidup telah menyerukan agar militer tidak ikut serta dalam peralihan kekuasaan.

Partai Demokrat meminta Wakil Presiden Mike Pence dan anggota kabinet untuk meminta amandemen ke-25, yang mengatur pencopotan presiden karena dianggap tidak layak lagi untuk menjabat. Langkah seperti itu akan membuat Trump kehilangan kekuasaan hingga hari pelantikan, 20 Januari 2021, bahkan jika dia menggugatnya.

“Tindakan berbahaya presiden mengharuskan dia segera dicopot dari jabatannya. Kami berharap dapat mendengar dari wakil presiden secepat mungkin dan menerima jawaban positif, apakah dia dan kabinet akan menghormati sumpah mereka kepada konstitusi dan kepada warga Amerika,” ujarnya dalam sebuah pernyataan Kamis lalu.

Sumber-sumber berpengaruh, termasuk halaman editorial Wall Street Journal telah meminta Trump untuk mundur.

Pada Jumat, Pelosi mengatakan anggota DPR dari Partai Demokrat akan bergerak menuju pemakzulan kedua. Trump dibebaskan pertama kali Februari lalu, atas pendekatan ke Ukraina untuk kasus Biden, setelah persidangan singkat di Senat yang dikuasai Partai Republik.

"Situasi presiden yang tidak terkendali ini sangat berbahaya, dan kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk melindungi rakyat Amerika dari serangannya terhadap negara kita dan demokrasi kita,” ujar Pelosi.

Pelosi juga mengaku bahwa dia, dan pemimpin minoritas Senat, Chuck Schumer, belum mendengar kabar terbaru dari Pence.

“Kami masih berharap mendengar kabar darinya secepat mungkin dengan jawaban yang positif,” tulis Pelosi.

Namun, pemimpin minoritas DPR, Kevin McCarthy mengatakan bahwa dia menentang pemakzulan kedua, karena tindakan tersebut hanya akan memecah belah negara.

"Jika presiden tidak meninggalkan jabatannya dalam waktu dekat dan dengan sukarela, Kongres akan melanjutkan tindakan kami,” tegas Pelosi. (The Guardian/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya