Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Ancaman Medvedev Dibalas Trump dengan Armada Nuklir: Apa yang Terjadi?

Ferdian Ananda Majni
03/8/2025 13:51
Ancaman Medvedev Dibalas Trump dengan Armada Nuklir: Apa yang Terjadi?
Presiden AS Donald Trump (kanan).(Xinhua)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk dikerahkan ke wilayah yang tepat. Tindakan ini diambil sebagai respons atas pernyataan yang dinilainya sangat provokatif dari  Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev.

Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump menyatakan berdasarkan pernyataan yang sangat provokatif dari mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, dia telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk ditempatkan di wilayah yang tepat.

Trump tidak menjelaskan secara spesifik apakah kapal selam tersebut menggunakan tenaga nuklir atau dilengkapi dengan senjata nuklir. Dia juga tidak menyebut lokasi penempatan kapal selam itu, mengikuti protokol militer AS yang ketat.

Dalam pernyataannya kepada wartawan, Trump menjelaskan sebuah ancaman telah dibuat dan mereka pikir itu tidak pantas. 

"Jadi saya harus sangat berhati-hati. Saya melakukan itu atas dasar keselamatan rakyat kami. Sebuah ancaman telah dibuat oleh mantan presiden Rusia. Dan kami akan melindungi rakyat kami," katanya dilansir BBC News, Minggu (3/8).

"Saya bertindak untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari sekadar itu. Kata-kata sangat penting dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, saya harap ini tidak akan menjadi salah satunya," lanjutnya.

Medvedev, yang memimpin Rusia dari 2008 hingga 2012, baru-baru ini melontarkan ancaman terhadap Amerika Serikat sebagai tanggapan atas ultimatum Trump yang meminta Moskow menyetujui gencatan senjata di Ukraina atau menghadapi sanksi berat.

Lewat unggahan di Telegram, Medvedev memperingatkan akan ancaman tangan mati, yakni istilah yang dipahami sebagai referensi terhadap sistem komando serangan balasan nuklir otomatis milik Rusia. 

Langkah menuju perang

Sebelumnya, dia juga mengatakan bahwa setiap ultimatum baru merupakan ancaman dan langkah menuju perang, serta menyebut tekanan Trump terhadap Moskow sebagai permainan ultimatum dengan Rusia.

Kremlin hingga kini belum memberikan tanggapan resmi, namun pasar saham Moskow dilaporkan jatuh tajam setelah pernyataan Trump.

Trump dan Medvedev telah terlibat dalam perang kata-kata di media sosial selama beberapa pekan terakhir. Pada Kamis, Trump menyebut Medvedev sebagai mantan presiden Rusia yang gagal, yang merasa dirinya masih presiden dan memperingatkannya agar berhati-hati dalam berbicara karena dia memasuki wilayah yang sangat berbahaya.

Konflik ini muncul di tengah tekanan baru dari Trump kepada Presiden Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina. Dia memberi tenggat waktu hingga 8 Agustus, setelah sebelumnya menyatakan ultimatum serupa dalam 50 hari dan memperingatkan akan adanya tarif ketat terhadap ekspor Rusia jika tidak dipenuhi.

Ketegangan ini menambah kecemasan global atas potensi konflik antara dua negara dengan persenjataan nuklir terbesar di dunia. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya