Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PEMIMPIN Korea Utara Kim Jong-un menyebut Amerika Serikat sebagai musuh terbesar bagi negara bersenjata nuklir tersebut. Pernyataan tersebut datang kurang dari dua minggu sebelum pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS dan setelah hubungan antara Kim dan Presiden Donald Trump bergejolak.
Dia menuturkan permusuhan antara Washington dan Korea Utara tidak akan berubah meski Presiden AS berganti.
"Kegiatan politik luar negeri kita harus difokuskan dan diarahkan untuk menundukkan AS, musuh terbesar dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kita," kata Kim, menurut laporan KCNA dalam sambutannya.
"Tidak peduli siapa yang berkuasa di AS, sifat AS yang sebenarnya dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah," imbuhnya.
Belum ada komentar langsung dari Departemen Luar Negeri AS terkait pernyataan tersebut. Seorang juru bicara kampanye Biden pun menolak berkomentar.
Di samping itu, Kim juga menyerukan lebih banyak penelitian dan pengembangan peralatan militer canggih, serta kemajuan lebih lanjut dalam memperluas persenjataan nuklir negara itu.
Baca juga: Korut Pamerkan Rudal Balistik Interkontinental Baru
Pyongyang telah mencurahkan sumber daya dalam jumlah besar untuk mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistiknya, yang menurutnya perlu dipertahankan dari kemungkinan invasi AS.
Program-program tersebut membuat kemajuan pesat di bawah pemerintahan Kim, termasuk ledakan nuklirnya menjadi yang paling kuat hingga saat ini dan misil yang mampu menjangkau seluruh AS.
Kim menuturkan Korea Utara telah menyelesaikan rencana untuk kapal selam bertenaga nuklir.
"Penelitian perencanaan baru untuk kapal selam bertenaga nuklir telah selesai dan akan memasuki proses pemeriksaan akhir," ungkap Kim.
“Negara harus lebih memajukan teknologi nuklir dan mengembangkan hulu ledak nuklir ringan berukuran kecil untuk diterapkan secara berbeda tergantung pada subjek sasaran,” tukasnya.
Dia mengatakan Korea Utara juga harus meningkatkan kemampuan serangan presisi pada target dalam jarak serangan 15.000 km (9.320 mil) dan mengembangkan teknologi untuk memproduksi hulu ledak nuklir yang lebih kecil dan ringan untuk dipasang pada jarak jauh.
“Tidak ada yang lebih bodoh dan berbahaya daripada tidak memperkuat kekuatan kita tanpa henti dan bersikap santai pada saat kita dengan jelas melihat senjata canggih musuh dikembangkan lebih dari sebelumnya,” tuturnya.
“Kenyataannya adalah kita dapat mencapai perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea ketika kita terus membangun pertahanan nasional kita dan menekan ancaman militer AS,” pungkasnya.(The Guardian/CNA/OL-5)
Australia resmi menghentikan sementara sebagian layanan pengiriman pos ke Amerika Serikat terkait tarif impor.
Namun seraya mencatat bahwa hubungan ekonomi antara kedua negara telah membaik, Trump tetap membuka peluang untuk tarif yang lebih tinggi, dan melontarkan ancaman terhadap ‘Negeri Panda’.
Korea Utara kembali melontarkan kecaman terhadap latihan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan yang tengah berlangsung.
Latihan militer gabungan Super Garuda Shield menyatukan lebih dari 6.000 pasukan dari 13 negara peserta.
Penggunaan senjata hanya diizinkan sebagai langkah terakhir dan terbatas pada situasi ancaman kematian atau cedera serius.
AFE menyoroti minimnya transparansi dan komunikasi dari pihak La Liga mengenai rencana membawa pertandingan domestik ke luar negeri.
Peimpin Korea Utara, Kim Jong Un, serukan percepatan perluasan kemampuan senjata nuklir di negaranya.
AMERIKA Serikat (AS) dilaporkan kembali menempatkan senjata nuklir di Inggris untuk pertama kali sejak hampir dua dekade terakhir.
IRAN menganggap senjata nuklir tidak manusiawi dan dilarang secara agama. Memiliki senjata nuklir dapat menempatkan Teheran dalam posisi yang lebih rapuh.
PARA pemimpin negara-negara anggota G7 menyerukan agar ketegangan di Timur Tengah segera diredakan. G7 menyatakan sikap bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.
INDIA dan Pakistan kembali terlibat dalam saling tuduh, kali ini terkait pengelolaan senjata nuklir. Ketegangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah gencatan senjata
Militer India mengatakan serangan itu hanya menargetkan teroris dan kamp pelatihan teroris dua kelompok militan, namun Pakistan membantah hal itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved