Ratusan Eks Pejabat Keamanan Israel Desak Trump Tekan Netanyahu Akhiri Perang Gaza

Dhika Kusuma Winata
04/8/2025 15:29
Ratusan Eks Pejabat Keamanan Israel Desak Trump Tekan Netanyahu Akhiri Perang Gaza
Demonstrasi di Sydney, Australia.(Al Jazeera)

RATUSAN mantan pejabat tinggi keamanan Israel, termasuk eks kepala dinas intelijen Shin Bet dan Mossad, menyerukan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menggunakan pengaruhnya menekan pemerintah Israel. Hal itu agar Israel menghentikan perang yang masih berlangsung di Jalur Gaza.

Seruan itu disampaikan melalui sebuah surat terbuka yang dirilis ke media pada Senin (4/8). Para pensiunan pejabat keamanan itu menyampaikan dalam penilaian profesional mereka Hamas sudah tidak lagi menjadi ancaman strategis bagi Israel.

"Pada awalnya ini perang yang adil, perang yang bersifat defensif. Namun ketika semua tujuan militer telah tercapai, perang ini berhenti menjadi perang yang adil," ujar Ami Ayalon, mantan Direktur Shin Bet, dalam sebuah video yang menyertai publikasi surat tersebut.

Ayalon juga memperingatkan perang yang hampir memasuki bulan ke-23 itu justru membawa Israel kehilangan rasa aman sekaligus jati dirinya.

Surat terbuka itu ditandatangani oleh 550 tokoh, termasuk tiga mantan kepala Mossad yakni Tamir Pardo, Efraim Halevy, dan Danny Yatom. Lima eks kepala Shin Bet juga ikut dalam gerakan tersebut yakni Nadav Argaman, Yoram Cohen, Yaakov Peri, dan Carmi Gilon, selain Ayalon sendiri.

Nama-nama penting lain yang turut menandatangani ialah mantan kepala staf militer seperti Ehud Barak yang juga pernah menjabat sebagai perdana menteri, Moshe Yaalon, dan Dan Halutz.

Dalam surat tersebut, para mantan pejabat menilai militer Israel menuntaskan dua sasaran utama yang dapat dicapai lewat kekuatan bersenjata yaitu menghancurkan struktur militer Hamas serta mengakhiri kendali pemerintahan kelompok tersebut di Gaza.

Namun, menurut mereka, tujuan ketiga yang paling penting hanya dapat dicapai melalui kesepakatan politik yakni pemulangan seluruh sandera yang masih ditahan di Gaza.

"Perburuan terhadap para pimpinan senior Hamas yang tersisa bisa dilakukan kemudian," lanjut isi surat itu.

Mereka menyampaikan Trump memiliki legitimasi dan pengaruh besar di mata publik Israel sehingga mampu menekan PM Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri konflik dan membuka jalan bagi pembebasan para sandera.

Para tokoh itu juga menyarankan pascagencatan senjata, Trump bisa memainkan peran penting membentuk koalisi regional yang akan mendukung reformasi Otoritas Palestina agar bisa mengambil alih pemerintahan di Gaza menggantikan Hamas.

Seruan tersebut muncul di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap Israel untuk menyepakati gencatan senjata demi mempercepat proses distribusi bantuan kemanusiaan oleh lembaga-lembaga PBB serta membuka peluang pembebasan sandera. 

Meski demikian, sebagian tokoh dalam pemerintahan koalisi Netanyahu justru mendorong agar operasi militer terus dilanjutkan hingga penguasaan penuh atas wilayah Gaza. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya