Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
RATUSAN pendukung kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden, Selasa (3/11) malam, berkumpul di luar Gedung Putih. Mereka memeriahkan suasana dengan musik dan menyuarakan agar Partai Demokrat dapat memenangkan kembali kursi kepresidenan AS.
Area tersebut, yang baru-baru ini dinamai Black Lives Matter (BLM) Plaza oleh wali kota Washington, adalah titik fokus penentangan terhadap Presiden AS Donald Trump selama aksi protes keadilan rasial selama musim panas.
Puluan polisi mengawasi kerumunan tersebut, yang jaraknya ratusan meter dari perimeter Gedung Putih dengan pagar yang mengelilingi Lafayette Square. Barikade baru yang tidak bisa dipanjat juga telah dipasang di dalam perimeter.
Baca juga: Media Sosial Waspada dengan Informasi Salah Saat Pilpres AS
"Saya di sini untuk merayakan, mudah-mudahan, presiden keluar dari sini, sebuah perayaan awal," kata Malik Williams, 27, seorang penasihat sekolah dari Maryland, kepada AFP.
Williams, yang mengambil bagian dalam aksi protes BLM, mengatakan Biden didukung oleh jajak pendapat dan catatan jajak pendapat awal.
"Saya pikir semuanya akan berjalan dengan sendirinya," katanya. "Sejujurnya saya tidak khawatir sama sekali. Saya pikir dia (Trump) akan kalah dan saya pikir itu akan menjadi kekalahan bersejarah."
Beberapa dari pengunjuk rasa telah melakukan perjalanan dari jauh untuk berada di ibu kota AS pada hari pemilihan.
Ruby Estoy, 40, dan temannya Concetta Leanza, 34, datang dari Florida pada Minggu (1/11).
"Kami datang ke sini hanya untuk merasakan energi dan untuk benar-benar memastikan bahwa suara kami didengar," kata Estoy.
Pasangan itu, yang keduanya bekerja di sektor keuangan, mengatakan mereka memilih Biden lebih awal. Namun, mereka tidak yakin bagaimana kandidat mereka akan tampil di negara bagian asal mereka, yang merupakan medan pertempuran yang condong ke arah Trump, menurut jajak pendapat.
"Dukung dia!" tambah Estoy.
Sementara itu, Traci dari Pennsylvania dan Lori Ricks dari Maryland, juga mengatakan mereka datang untuk menyerap suasana yang ada dan mendukung kekalahan Trump. Kedua perempuan itu mengatakan mereka mengambil cuti kerja untuk berada di sana.
"Saya muak dengan apa yang terjadi dengan negara kami," kata Ricks, seorang guru sekolah umum.
Dia menunjuk ke pembatas perimeter yang dirancang untuk mencegah pengunjuk rasa.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam pemilihan. Mereka tidak pernah harus memagari Gedung Putih," katanya. (AFP/OL-1)
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyatakan sedang melanjutkan komunikasi intensif dengan produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing.
Trimegah Sekuritas menyebut sejumlah faktor yang menunjukkan bahwa arah kebijakan pemerintah saat ini mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan bahwa Indonesia bisa mendapatkan setidaknya dua keuntungan dari pengenaan tarif Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 19%.
Pemerintah Amerika Serikat telah menetapkan tarif baru sebesar 19% terhadap produk ekspor asal Indonesia, jauh lebih rendah dari rencana sebelumnya sebesar 32%.
Tanpa proteksi yang memadai, produk impor AS berpotensi mendominasi pasar domestik, dari sektor otomotif hingga pertanian dan energi.
Luhut apresiasi atas keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia dalam menyepakati penurunan tarif tambahan terhadap produk ekspor ke Amerika Serikat (AS),
MANTAN Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, didiagnosis mengidap kanker prostat agresif.
Mantan Presiden AS Joe Biden menyatakan terima kasih akan dukungan dari seluruh dunia akan diagnosis kanker prostat agresif yang dideritanya.
Mantan Presiden AS Joe Biden baru saja didiagnosis kanker prostat agresif. Kenali lebih lanjut tentang penyakit ini.
Donald Trump mendoakan mantan presiden AS Joe Biden segara pulih dari kanker prostat agresif.
Kantor pribadi mantan Presiden Amerika Serikat mengungkapkan Joe Biden didiagnosa kanker prostat. Saat ini kanker tersebut telah menyaber ke tulangnya.
Biden memperingatkan bahwa pemotongan tunjangan Jaminan Sosial berisiko menghancurkan kehidupan jutaan pensiunan yang bergantung pada program tersebut untuk bertahan hidup.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved