Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

AS, Inggris & Kanada Tuduh Rusia Retas Penelitian Vaksin Covid-19

Haufan Hasyim Salengke
17/7/2020 09:44
AS, Inggris & Kanada Tuduh Rusia Retas Penelitian Vaksin Covid-19
Ilustrasi Vaksin Covid-19(AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS)

PEMERINTAH Amerika Serikat, Inggris dan Kanada menyebut para peretas Rusia berusaha mencuri penelitian vaksin virus korona baru (covid-19). Mereka menuduh Moskow membuka front baru dalam bentrokan mata-mata dengan Barat di tengah kompetisi dunia untuk mengatasi pandemi.

Badan Keamanan Nasional (NSA) mengatakan sebuah kelompok peretasan yang terlibat dalam pembobolan Partai Demokrat pada 2016 mencoba untuk mencuri data intelijen tentang vaksin dari universitas, perusahaan dan organisasi perawatan kesehatan lainnya.

Para pejabat terkait mengatakan kelompok itu, yang terkait dengan intelijen Rusia, dikenal sebagai APT29 dan Cozy Bear, berupaya memanfaatkan kekacauan yang disebabkan oleh pandemi covid-19.

Pejabat intelijen AS mengatakan Rusia berupaya mencuri penelitian untuk mengembangkan vaksin sendiri lebih cepat, bukan untuk menyabotase usaha negara-negara lain.

Baca juga: Rusia Berencana Produksi 30 Juta Vaksin Covid-19

Spionase Rusia menandakan kompetisi baru antara Moskow dan Washington mirip dengan mata-mata Perang Dingin mencuri rahasia teknologi selama generasi perlombaan ruang angkasa.

APT29, juga dikenal sebagai Cozy Bear, didukung sebagai bagian dari dinas intelijen Rusia dan menyerang lembaga-lembaga penelitian akademik serta farmasi yang terlibat dalam pengembangan vaksin covid-19.

"Benar-benar tidak dapat diterima, aktivitas Dinas Intelijen Rusia yang menargetkan mereka bekerja untuk pandemi virus korona," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.

Serangan yang terus-menerus dan berkelanjutan dilihat oleh para pejabat intelijen sebagai upaya untuk mencuri kebebasan intelektual, penelitian.

“Kampanye ‘kegiatan jahat’ sedang berlangsung, termasuk serangan-serangan khusus terhadap target pemerintah, diplomatik, lembaga think tank, perawatan kesehatan dan energi,'' kata Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris. (NYT/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik