Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Kampanye Trump Sepi, 'Diganggu' Fan K-pop dan Pengguna TikTok

Nur Aivanni
22/6/2020 13:40
Kampanye Trump Sepi, 'Diganggu' Fan K-pop dan Pengguna TikTok
Presiden Donald Trump ketika berkampanye di BOK Center di Tulsa, Oklahoma pada 20 Juni 2020.(AFP/NICHOLAS KAMM)

Penggemar K-pop dan pengguna TikTok mengklaim telah membeli tiket untuk kampanye pemilihan Presiden AS Donald Trump di Tulsa, tapi tidak menggunakan tiket tersebut. Itu merupakan bagian dari upaya terkoordinasi yang telah membuat ratusan kursi kosong di tempat acara kampanye Trump yang berkapasitas 19.000 kursi.

Seperti dilansir New York Times, rencana tersebut berasal dari cuitan pada 11 Juni dari kampanye Trump yang mempromosikan pendaftaran gratis secara daring melalui ponsel. Rencana itu pun meledak di aplikasi TikTok.

"Trump telah berusaha menghilangkan hak jutaan orang Amerika dalam banyak hal, dan bagi saya, ini adalah protes yang saya bisa lakukan," kata seorang warga New York Erin Hoffman, 18, kepada Times. Dia juga telah memesan dua tiket dan mengajak orang tuanya untuk memesan dua tiket lagi.

Menyusul tingkat partisipasi yang sangat buruk dalam kampanye tersebut, manajer kampanye Trump, Brad Parscale menyalahkan para pengunjuk rasa Black Lives Matter di luar Bank of Oklahoma Center di Tulsa. Parscale menuduh mereka memblokir akses orang-orang yang akan hadir dalam kampanye.

Baca juga: Polisi Tetapkan Serangan Penusukan Reading Insiden Teroris

Dikutip dari USA Today, beberapa pengguna TikTok dan penggemar K-pop di Twitter percaya bahwa mereka mungkin bertanggung jawab atas tingkat partisipasi yang rendah dalam kampanye Trump itu.

Setelah kampanye pemilihan, Trump membuka pendaftaran untuk tiket gratis ke rapat umum, penggemar K-pop di Twitter berbagi informasi tentang cara mendaftar, dengan arahan mendapatkan tiket, tetapi tidak hadir. Unggahan tersebut, menurut The New York Times, telah dihapus, sehingga pengguna media sosial 'arus utama' tidak akan mengetahui kampanye mereka.

Hal tersebut kemudian menyebar ke TikTok, hingga sejumlah pengguna mendorong pengikut mereka untuk melakukan hal yang sama.

Anggota Kongres dari Partai Demokrat Alexandria Ocasio-Cortez memuji orang-orang yang terlibat dalam aksi tersebut dan mengatakan kepada Parscale, "Anda baru saja diguncang oleh remaja di TikTok".

Dikutip dari BBC, tim kampanye Trump membantah klaim bahwa kampanye media sosial oleh pengguna Tik-Tok dan penggemar K-Pop berada di belakang tingkat partisipasi yang rendah dalam kampanye itu. Mereka mengatakan telah menyingkirkan reservasi palsu.

Sebelumnya, Trump memperkirakan ada satu juta orang yang akan datang dalam kampanyenya. Dalam sebuah pernyataan, tim kampanye mengatakan bahwa permintaan tiket palsu tidak pernah menjadi bagian dalam rencana kampanye tersebut. Pasalnya, untuk masuk ke rapat umum itu berdasarkan siapa cepat dia dapat.

Mantan ahli strategi Partai Republik Steve Schmidt mengatakan remaja di seluruh Amerika Serikat telah memesan tiket tanpa bermaksud untuk datang dalam acara tersebut. Putrinya yang berusia 16 tahun dan teman-temannya telah meminta ratusan tiket.

Sejumlah orang tua pun menanggapi unggahan Schmidt dalam akun Twitter-nya itu dengan mengatakan bahwa anak-anak mereka juga melakukan hal yang sama. Namun, tidak jelas berapa banyak dari ratusan ribu pemesanan tiket yang digembar-gemborkan oleh kampanye Trump adalah palsu. (The Guardian/USA Today/BBC/OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya