Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Presiden Prancis Janji Lawan Rasisme, tapi tidak Turunkan Patung

Nur Aivanni
15/6/2020 10:09
Presiden Prancis Janji Lawan Rasisme, tapi tidak Turunkan Patung
Petugas polisi Prancis melakukan protes di alun-alun Trocadero di depan Menara Eiffel di Paris, Minggu (14/6).(AFP/THOMAS SAMSON)

PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron, pada Minggu (14/6), berjanji untuk melawan rasisme. Namun, katanya, Prancis tidak akan menurunkan patung-patung tokoh era kolonial yang kontroversial.

Itu adalah pertama kalinya Macron berbicara mengenai masalah tersebut sejak kematian George Floyd di Amerika Serikat yang telah memicu aksi protes di seluruh dunia, termasuk di Prancis. 

Para demonstran telah menyatakan kemarahan mereka atas ketidakadilan rasial dan kebrutalan polisi, khususnya terhadap kaum minoritas dari bekas koloni Prancis di Afrika.

Macron mengakui bahwa alamat, nama, warna kulit seseorang bisa mengurangi peluang mereka untuk berhasil dalam masyarakat Prancis. 

Akan tetapi, ia menyerukan perjuangan untuk memastikan bahwa setiap orang bisa menemukan tempat mereka tanpa memandang asal etnis atau agama. Dia pun berjanji untuk tidak berkompromi dalam menghadapi rasisme, anti-Semitisme dan diskriminasi.

Namun, dia menegaskan bahwa Prancis tidak akan menurunkan patung-patung tokoh era kolonial yang kontroversial seperti yang terjadi di beberapa negara lain dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga: Kepala Polisi Atlanta Mundur setelah Pria Kulit Hitam Terbunuh

Di tengah-tengah seruan untuk menurunkan patung-patung yang dikaitkan dengan perdagangan budak Prancis atau kesalahan kolonial, Macron mengatakan bawah pihaknya tidak akan menghapus jejak atau nama apa pun dari sejarahnya. 

"Itu tidak akan menurunkan patung apa pun," katanya.

"Kita harus melihat semua sejarah kita bersama termasuk hubungan dengan Afrika, dengan tujuan kebenaran daripada menyangkal siapa kita," kata Macron.

Seperti banyak pemerintah di seluruh dunia, Macron menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menentang rasisme dan kekerasan polisi.

Setidaknya 15.000 orang berdemonstrasi di Paris pada Sabtu, yang terbaru dalam serangkaian protes Prancis yang dipicu oleh kematian George Floyd di Amerika Serikat dan gerakan Black Lives Matter, tetapi semakin fokus pada ketegangan di Prancis sendiri antara polisi dan minoritas. (France24/A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya