Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

PM Singapura Serukan Kerja Sama antara Tiongkok dan AS

Haufan Hasyim Salengke
08/6/2020 07:00
PM Singapura Serukan Kerja Sama antara Tiongkok dan AS
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong(AFP/TIMOTHY A. CLARY)

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) harus mencari cara membuat kompetisi di antara mereka di beberapa area tanpa membiarkan rivalitas menghalangi kerja sama di tempat lain.

Terlepas dari kenyataan wajar bagi kekuatan besar untuk bersaing, "Kapasitas mereka untuk kerja sama merupakan ujian kenegaraan yang sebenarnya. Itu akan menentukan apakah umat manusia membuat kemajuan dalam masalah global, seperti perubahan iklim dan penyebaran infeksi penyakit," kata Lee dalam sebuah artikel yang diterbitkan Kamis di majalah AS Foreign Affairs.

Pandemi covid-19 adalah pengingat tentang betapa pentingnya bagi negara-negara untuk bekerja sama, ujarnya seperti dilansir Xinhua, Minggu (7/6).

Baca juga: Ribuan Demonstran Protes Rasialisme

"Penyakit tidak menghormati perbatasan nasional, dan kerja sama internasional sangat dibutuhkan untuk mengendalikan pandemi dan mengurangi kerusakan pada ekonomi global," tegasnya.

Lee menekankan bahwa Tiongkok telah menjadi ekonomi terbesar di Asia dan mitra ekonomi utama dalam beberapa dekade terakhir. “Banyak negara Asia sekarang semakin memanfaatkan peluang yang diciptakan oleh perkembangan pesat Tiongkok. Perdagangan dan pariwisata dengan Tiongkok tumbuh, dan rantai pasokan menjadi terintegrasi dengan erat," lanjutnya.

Menurut Lee, hampir mustahil bagi AS untuk menggantikan Tiongkok sebagai pemasok utama dunia. "Amerika Serikat tidak dapat melakukannya tanpa pasar Tiongkok. Jadi, Tiongkok tidak dapat menggantikan peran ekonomi AS di Asia," tambahnya.

Keberhasilan negara-negara Asia dalam perang melawan covid-19, sambung Lee, dan kemakmuran masa depan mereka, akan sangat bergantung pada apakah AS dan Tiongkok dapat mengatasi perbedaan mereka, membangun rasa saling percaya, dan bekerja secara konstruktif untuk menegakkan tatanan internasional yang stabil dan damai.

"Ini adalah masalah mendasar pada zaman kita," tandasnya. (Xinhua/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik