Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Dolar AS Anjlok, Tertekan Data Pengangguran dan Stimulus The Fed

Mediaindonesia.com
10/4/2020 07:03
Dolar AS Anjlok, Tertekan Data Pengangguran dan Stimulus The Fed
Keindahan fajar dan Patung Liberty yang berdiri kokoh ketika AS berjuang melawan krisis akibat pandemi covid-19.(AFP)

NILAI tukar dolar Amerika Serikat (AS) anjlok terhadap sejumlah mata uang global pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat. Hal itu disebabkan tingginya angka pengangguran di Negeri Paman Sam, berikut langkah terbaru The Fed untuk mendukung perekonomian di tengah pandemi virus korona (covid-19).

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya merosot 0,49% menjadi 99,6244 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, nilai tukar euro meningkat menjadi US$ 1,0923 dari US$ 1,0861 pada sesi sebelumnya.

Kemudian, nilai tukar pound sterling menguat menjadi US$ 1,2445 dari US$ 1,2392 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia juga naik menjadi US$ 0,6318 dari US$ 0,6235.

Baca juga: The Fed Luncurkan Langkah Agresif, Dolar AS Melemah

Terhadap mata uang Jepang, dolar AS dibeli 108,48 yen, lebih rendah dari 108,81 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9668 franc dari 0,9712 franc. Berikut, melemah menjadi 1,4020 dolar Kanada dari 1,4039 dolar Kanada.

Pekan lalu, data klaim pengangguran awal di AS mencapai 6,6 juta orang di tengah pelemahan ekonomi akibat pandemi covid-19. Menyusul data mengejutkan yang serupa pada pekan sebelumnya. Data itu dirilis Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

Pada Kamis (9/4), The Fed mengumumkan langkah tambahan untuk menyediakan US$ hingga 2,3 triliun dalam bentuk pinjaman guna mendukung perekonomian.

Baca juga: Trump: Amerika Serikat Darurat Nasional Virus Korona

"Pendanaan ini akan membantu rumah tangga dan pengusaha dari semua ukuran. Serta meningkatkan kemampuan pemerintah negara bagian dan pemerintah daerah untuk memberikan layanan penting selama pandemi," bunyi keterangan Bank Sentral AS.

The Fed akan terus menggunakan semua alat yang tersedia sampai ekonomi AS perlahan pulih dari kerugian yang disebabkan pandemi covid-19. Gubernur The Fed, Jerome Powell, mengakui sejumlah batas kekuatan yang dimiliki bank sentral.

“Upaya berani The Fed membantu mengimbangi berita yang lebih mengerikan di pasar kerja. Bahwa tindakan tegas The Fed menggarisbawahi kekuatan yang tidak terbatas. Hal itu akan menjaga ketenangan pasar keuangan," tutur Joe Manimbo, analis pasar senior dari Western Union.(Ant/OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya