Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Pekerja Migran Meninggal Saat Antre di KBRI Malaysia

Thomas Harming Suwarta
01/11/2019 11:18
Pekerja Migran Meninggal Saat Antre di KBRI Malaysia
WNI melewati Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia(ANTARA/Rafiuddin Abdul Rahmam)

KABAR duka datang dari pekerja migran Indonesia di Malaysia. Tamam, pekerja migran asal Bawean, Jawa Tengah, meninggal dunia saat sedang mengantre pengurusan paspor di KBRI Malaysia di Kuala Lumpur.

Tamam, yang menurut keluarga memiliki riwayat sakit jantung tersebut, diduga meninggal dunia karena mengantre terlalu lama saat mengurus paspor.

Direktur Migrant Care Anis Hidayah menyampaikan hal tersebut melalui laman Facebook pribadinya, Jumat (1/11) pagi.

"Kabar duka dari trotoar KBRI KL. Tadi malam, sekitar jam 8.30an, dapat kabar duka dari KL. Pak Alex Ong mengirimkan pesan via WA dengan dua photo. Saya buka dan baca pelan-pelan, begini isinya: Pak Tamam, warga Bawean, meninggal dunia di trotoar KBRI KL saat antre paspor pada Kamis, 31 Oktober 2019 jam 7.20 malam waktu setempat. Pak Tamam memiliki riwayat jantung berdasar info dari keluarga," tulis Anis.

Baca juga: WNI Tewas Diinjak Gajah di Perkebunan Malaysia

Ia menambahkan, kejadian antrean paspor di trotoar KBRI Kuala Lumpur itu sudah sejak lama menggelisahkan.

"Bagaimana tidak, sejak jam 12 siang, teman-teman buruh migran sudah harus ngambil antrean dan antre hingga larut malam untuk dapat nomor dan menunggu untuk proses paspor keesokan harinya. Mereka banyak yang datang dari jauh dan terpaksa menunggu di trotoar. Bisa dibayangkan angin malam menemani dan mengancam. Apalagi mereka yang datang seusai kerja dan lembur," lanjut Anis.

Ia meminta kejadian meninggalnya Tamam harus menjadi momentum evaluasi terkait mekanisme pengurusan paspor.

"Mestinya mekanisme antrean paspor harus dibangun secara lebih manusiawi. Di antara antrean itu juga banyak perempuan dengan usia senja. Jangan sampai slogan layanan prima yang selama ini digaungkan memang hanya tinggal slogan tanpa aksi nyata," pungkas Anis. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya