Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Aktivis Iklim Greta Thunberg Menangi Penghargaan Hak Asasi Swedia

Haufan Hasyim Salengke
25/9/2019 17:34
Aktivis Iklim Greta Thunberg Menangi Penghargaan Hak Asasi Swedia
Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg saat jumpa pers bersama 16 anak dari sejumlah negara di Gedung UNICEF, New York, AS, Senin (23/9).(AFP/Kena Betancur)

AKTIVIS iklim Swedia Greta Thunberg pada Rabu (25/9) memenangi Right Livelihood Award, kadang-kadang disebut sebagai ‘Hadiah Nobel alternatif’, kata juri untuk hadiah hak asasi manusia Swedia tersebut.

Thunberg dianugerahi penghargaan karena menginspirasi dan memperkuat tuntutan politik untuk tindakan iklim mendesak yang mencerminkan fakta-fakta ilmiah. Demikian ungkapan Right Livelihood Foundation dalam sebuah pernyataan.

"Tekadnya untuk tidak tahan menoleransi bencana iklim yang membayangi telah menginspirasi jutaan rekan untuk juga bersuara dan menuntut aksi iklim segera," yayasan tersebut.

Gerakan iklim global Thunberg 'Fridays for Future' dimulai pada Agustus 2018. Sejak itu dia mulai duduk sendirian di luar parlemen Swedia dengan mengusung plakat yang sekarang menjadi ikon bertuliskan "Unjuk rasa sekolah untuk iklim".

Pesan itu telah menyentuh para pemuda di seluruh dunia. Jumat (20/9) lalu, diperkirakan empat juta lebih orang turun ke jalan di lebih dari 150 negara untuk bergabung dengan protes 'Global Climate Strike' untuk menuntut tindakan dari para politikus terhadap bencana iklim.

Penghargaan Right Livelihood Award tahun ini juga dianugerahi kepada tiga orang lainnya, termasuk aktivis hak asasi manusia Sahrawi Aminatou Haidar 'atas aksi tanpa kekerasan yang gigih, meskipun dipenjara dan disiksa, dalam mengejar keadilan dan penentuan nasib sendiri bagi masyarakat Sahara Barat'.

Pengacara Guo Jianmei menerima penghargaan itu atas 'pekerjaan perintis dan gigihnya' untuk hak-hak perempuan di Tiongkok.

Asosiasi Hutukara Yanomami Brasil dan pemimpinnya Davi Kopenawa juga dianugerahi hadiah tersebut atas 'tekad mereka yang berani untuk melindungi hutan dan keanekaragaman hayati di Amazon, Brasil, dan tanah dan budaya masyarakat adatnya.'

Penghargaan Right Livelihood Award dibentuk pada 1980 oleh filsuf Swedia-Jerman Jakob von Uexkull. Ia melakukan inisiatif itu setelah Yayasan Nobel di belakang Hadiah Nobel menolak untuk membuat penghargaan untuk upaya penghormatan di bidang lingkungan dan pembangunan internasional.

Penghargaan ini terdiri dari hadiah uang tunai satu juta kronor Swedia (US$103.000 atau 94.000 euro) untuk setiap penerima hadiah, yang dimaksudkan untuk mendukung karya penerima. (AFP/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya