Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Kelompok Houthi Siap Berdamai dan Hentikan Serangan ke Saudi

Deri Dahuri
22/9/2019 10:44
Kelompok Houthi Siap Berdamai dan Hentikan Serangan ke Saudi
Warga Yaman pendukung kelompok Houthi berunjuk rasa di Sana'a, Yaman.(AFP/Mohammed Huwais )

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) menyambut baik usulan dari kelompok pemberontak Houthi yang mendapat dukungan Iran untuk mengakhiri serangan wilayah Arab Saudi sebagai bagian gagasan perdamaian. 

Pernyataan dari Houthi disebut sebagai 'pesan serius yang akan mengakhiri perang.'

Tawaran damai tersebut datang sepekan setelah serangan drone atau pesawak nirawak dan misil yang menghantam sejumlah kilang minyak milik Arab Saudi.  

Pemberontak Houthi sendiri telah mengakuti pihaknya yang melakukan serangan ke kilang minyak Saudi. Namun Saudi dan sekutunya, Amerika Seikat (AS) tetap menuduh bahwa di balik serangan tersebut adalah Iran.      

Teheran dengan tegas membantah tuduhan dari Saudi dan AS terkait serangan drone dan misil ke kilang minyak Saudi.

10 ribu orang tewas

Perang saudara di Yaman dilaporkan telah menewaskan 10 ribu orang. Perang sipil telah membawa warga Yaman terancam kelaparan dan bahkan menjadi negara dengan bencana kemanusiaan yang terburuk di dunia.   

Arab dan negara-negara sekutunya di Teluk telah membuat konflik yang berkecamuk di Yaman sejak 2015 semakin parah. Terlebih lagi, Saudi dan negara sekutunya kerap melakukan serangan udara dengan target kelompok pemberontak Houthi yang turut menggulingkan Presiden Yaman  Abdrabbuh Mansour Hadi. Kini pasukan Houthi menguasai ibu kota Yaman, Sana'a.   

Sebagai aksi balasan, Houthi pun telah melancarkan serangan drone, misil, dan menembakkan roket ke wilayah Kerajaan Saudi.

Namun dalam pernyataan yang disiarkan sebuah stasiun televisi, Pemimpin Dewan Politik Agung Houthi Mahdi al-Mashat mengatakan pihaknya akan mengakhiri serangan ke Saudi dan negara-negara sekutunya.

"Kami punya hak untuk kembali dan merespons jawaban dalam masalah ini. Tak ada reaksi to keinginan kami," kata Al-Mashat.   

Pada Sabtu (21/9), Utusan Khusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths menyambut penghentian serangan dan keinginan untuk menyelesaikan masalah secara politis. 

"Utusan Khusus PBB menekankan pentingnya mengambil keuntungan dalam kesempatan ini dan bergerak meju dengan semua langkah yang bisa mengurangi kekerasan ekskalasi militer dan menghindari retorika yang tak membantu," demikian pernyataan PBB:  (AFP/OL-09) 

"



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik