Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pompeo Terbang ke Saudi Setelah AS Menyalahkan Iran

Haufan Hasyim Salengke
18/9/2019 14:07
Pompeo Terbang ke Saudi Setelah AS Menyalahkan Iran
Menlu AS Mike Pompeo naik pesawat dari Pangkalan Militer Andrews, Maryland, AS. Ia terbang menuju Arab Saudi, Selasa (17/9).(AFP/Mangel Ngan)

MENTERI Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo berangkat ke Arab Saudi, Selasa (17/9), untuk membahas kemungkinan aksi balasan setelah Washington mengatakan pihaknya memiliki bukti bahwa serangan terhadap instalasi minyak Saudi berasal dari Iran.

Wakil Presiden Mike Pence mengumumkan Pompeo sedang dalam perjalanan menuju Kerajaan Arab Saudi untuk 'membahas tanggapan kami'.

"Seperti yang dikatakan presiden, kami tidak ingin perang dengan siapa pun namun Amerika Serikat mempersiapkan diri," kata Pence dalam pidatonya di Washington, AS.

"Posisi kami locked and loaded dan kami siap membela kepentingan dan sekutu kami di wilayah itu, jangan membuat kesalahan tentang itu," ujarnya, menggemakan kata-kata Presiden Donald Trump pada Minggu lalu.

Seorang pejabat AS, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada AFP bahwa pemerintahan Trump telah menyimpulkan bahwa serangan akhir pekan lalu terhadap Riyad melibatkan rudal jelajah dari Iran. Bukti-bukti mengenai itu akan disajikan di Majelis Umum PBB minggu depan.

Tampaknya sinyal keras dari posisi AS terjadi ketika pemimpin tertinggi Iran mengesampingkan negosiasi dengan Washington 'di tingkat apa pun.'

Ini juga tampaknya memupuskan harapan yang tersisa untuk pertemuan dramatis antara Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani di PBB minggu depan.

Berbicara kepada wartawan di Air Force One di California, AS, Trump mengatakan dia juga telah mendinginkan apa yang tampaknya selalu menjadi kesalahan diplomatik.

"Saya tidak pernah mengesampingkan apa pun, tetapi saya lebih suka tidak bertemu dengannya," kata Trump.

Pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan terhadap instalasi minyak Saudi pada Sabtu lalu, yang memangkas setengah dari produksi negara petro dolar, sekutu dekat Washington.

Tetapi seorang pejabat senior pemerintah AS meragukan klaim itu. Kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran mengklaim mereka menggunakan 10 drone, satu fasilitas minyak Saudi dihantam setidaknya 17 kali, dan dua kali lainnya dengan 'amunisi yang dikendalikan secara tepat'.

Selain itu, baik jenis drone maupun rudal jelajah yang digunakan dalam serangan itu tidak dapat mencapai fasilitas itu dari Yaman. "Itu tidak mungkin," kata pejabat itu.

Kelompok pemberontak Houthi berperang dengan pasukan yang didukung Saudi di Yaman, mengubah negara yang miskin itu menjadi medan perang proksi bagi rival regional, Teheran dan Riyadh.

Konflik yang semakin kompleks beriringan dengan upaya pemerintahan Trump untuk mengekang kekuasaan Iran melalui kampanye "tekanan maksimum" berupa sanksi ekonomi yang melumpuhkan. (AFP/Hym/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya