Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Wapres Janjikan Kereta Cepat Rampung 2021

Antara
26/4/2019 08:30
Wapres Janjikan Kereta Cepat Rampung 2021
Pekerja menyelesaikan proses pembuatan rangka konstruksi di pabrik pembuatan konstruksi Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).(ANTARA/Raisan Al Farisi)

WAKIL Presiden Jusuf Kalla memastikan proyek kereta api berkecepatan tinggi di jalur Jakarta-Bandung akan rampung pada 2021. Hal itu diungkapkan Wapres saat bertemu Presiden Tiongkok Xi Jinping di Balai Agung Rakyat, Beijing, Kamis (25/4).   

"Malah yang menyinggung (proyek kereta cepat) itu Presiden Xi. Dia tahu kemajuannya sudah baik dan datanya pun lengkap," kata Kalla seusai bertemu Xi di sela-sela Konferensi Kerja Sama Internasional Sabuk Jalan (BRF) II itu.    

Menurut dia, kendala berat dalam proyek itu adalah pembebasan lahan yang akan dibangun jalur kereta api tersebut.   

"Sekarang pembebasan lahan itu sudah 98% dan juga konstruksinya sudah 16%. Jadi kita harapkan selesai pada 2021," ungkap.    

Baca juga: Xi Jinping Ucapkan Selamat Atas Lancarnya Pemilu Indonesia

Dalam pertemuan tersebut, Xi dan Kalla tidak membicarakan mengenai perpanjangan jalur kereta api berkecepatan di atas 250 kilometer per jam yang merupakan proyek kebanggaan Tiongkok di luar negeri itu.    

"Sama juga seperti MRT, selesai dulu, baru bicara perpanjangannya," ujar Kalla mengenai tidak disinggungnya perpanjangan proyek tersebut.    

Sebelum bertemu Xi, Kalla melakukan pertemuan bilateral dengan Wapres Tiongkok Wang Qishan.    

Sepulang dari Balai Agung Rakyat, Wapres mengadakan pertemuan dengan 25 pemimpin perusahaan asal Tiongkok.    

Menurut Kalla, tidak ada satu pun pengusaha yang menyampaikan pendapatan atau penilaian atas pelayanan perizinan investasi di Indonesia, khususnya di daerah.   

"Mereka agak malu-malu untuk menyampaikan. Karena itu saya katakan, kalau ada apa-apa lapor ke BKPM. Kalau tidak selesai, lapor sama Menko Maritim, pasti selesai itu. Masalah daerah kita bicarakan dengan gubernur dan bupati, sebab itu bukan hanya persoalan gubernur atau bupati, kadang hingga camat," ujarnya.    

Apalagi urusan lahan, lanjut Kalla, semua negara pernah mengalaminya kecuali negara sosialis seperti Tiongkok ini.

"Kita berpedoman bukan ganti rugi, tetapi ganti untung. Kalau ganti untung, dipakai itu mudah. Karena faktor lahan dibandingkan dengan investasinya itu jauh. Paling tinggi mungkin soal lahan itu 5% atau lebih kecil lagi kalau dibandingkan konstruksinya," kata Kalla yang berlatar belakang pengusaha itu.    

Di depan para pengusaha, Kalla juga menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia memberikan fasilitas seperti tax holiday untuk investasi yang nilainya besar di luar Pulau Jawa. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya