Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Diinisiasi Indonesia, DK PBB Kecam Penembakan Selandia Baru

Willy Haryono
16/3/2019 12:11
Diinisiasi Indonesia, DK PBB Kecam Penembakan Selandia Baru
(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

DEWAN Keamanan PBB mengecam keras penembakan di dua masjid di wilayah Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). Penembakan saat ibadah salat Jumat tersebut menewaskan 49 orang dan melukai sejumlah lainnya.

Dalam penembakan di lokasi terpisah itu, terdapat delapan warga negara Indonesia. Lima WNI berhasil selamat, dua terluka, dan satu lainnya belum diketahui.

"Indonesia dan Kuwait menginisiasi pernyataan pers DK PBB atas serangan teroris di #Christchurch," demikian tertulis di akun resmi Twitter milik Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sabtu (16/3).

"DK PBB mengecam keras serangan teroris pengecut di Masjid Al Noor dan Lindwood di Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret 2019," lanjutnya.

Masih dari keterangan Menlu Retno, DK PBB menggarisbawahi perlunya penegakan hukum yang seadil-adilnya terhadap pelaku kejahatan tersebut.

Baca juga: Asosiasi FKUB Kecam Penembakan di Selandia Baru

DK PBB juga menekankan kembali bahwa terorisme dalam berbagai bentuk dan manifestasinya masih menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional.

Selain soal DK PBB, Menlu Retno juga mengatakan dirinya telah berbicara via telepon dengan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menlu Selandia Baru Winston Peters untuk mengungkapkan rasa belasungkawa.

"Saya menekankan kembali kecaman keras Indonesia atas serangan teroris di Christchurch, 15 Maret 2019," ungkap Menlu Retno.

"Dan saya juga menawarkan bantuan Indonesia kepada Selandia Baru di masa berkabung saat ini," lanjutnya.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya menegaskan tidak ada WNI yang meninggal dalam penembakan di Christchurch.

Pernyataan itu disampaikan usai muncul kabar yang menyebutkan seorang WNI bernama Zulfirman Syah tewas akibat luka tembak.

"Tidak benar. Beliau dalam keadaan stabil setelah menjalani operasi," ucap Dubes Tantowi.

Bantahan juga datang dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir.

"Tidak benar. Dubes RI Wellington tadi sudah bertemu yang bersangkutan di rumah sakit," tuturnya.

Sementara mengenai penegakan hukum, teroris pelaku penembakan bernama Brenton Tarrant muncul di pengadilan distrik Christchurch, hari ini, Sabtu (16/3).

Pria 28 tahun asal Australia itu hadir di ruang persidangan dengan mengenakan baju tahanan berwarna putih dan kedua tangannya terborgol.

Dia duduk di hadapan hakim yang membacakan satu dakwaan pembunuhan. Serangkaian dakwaan lainnya diyakini akan dilayangkan kepada Tarrant. (Medcom/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya