Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Penipuan online makin marak menjerat masyarakat.  

PBNU: Pembubaran Perusakan Rumah Ibadah seperti di Padang tidak Boleh Terjadi Lagi

M Iqbal Al Machmudi
29/7/2025 12:47
PBNU: Pembubaran Perusakan Rumah Ibadah seperti di Padang tidak Boleh Terjadi Lagi
Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi.(Dok. Antara)

PENGURUS Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyayangkan pembubaran dan perusakan rumah doa atau tempat ibadah kembali terjadi. Terbaru pembubaran rumah doa yang terjadi di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).

"Kejadian seperti itu seharusnya tidak boleh terjadi, sesama pemeluk agama hendaknya saling menghormati dan menghargai satu sama lain," kata Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur saat dihubungi, Selasa (29/7).

Salah satu faktor kasus pembubaran tempat ibadah terjadi karena lemahnya komunikasi antara masyarakat, rukun warga, dan umat beragama. Selain itu kejadian tersebut menunjukkan pemahaman agama dan toleransi yang kurang baik.

"Kita sangat menyayangkan kenapa terjadi lagi perusakan dan pembubaran kegiatan keagamaan oleh sekelompok umat, ini menunjukkan pemahaman keagamaan dan kesadaran toleransi yang kurang baik, mungkin karena tidak ada komunikasi yang baik antar pemimpin agama di daerah tersebut," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, sekelompok orang membubarkan paksa aktivitas ibadah dan pendidikan agama di sebuah rumah doa milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Anugerah Padang di Kota Padang pada Minggu 27 Juli 2025. Tidak hanya itu, mereka juga merusak fasilitas dan bangunan yang menjadi lokasi rumah doa tersebut.

Dalam rekaman video yang disebarkan oleh media dan warganet di media sosial, tampak sekelompok pria merangsek ke sebuah bangunan. Terdengar teriakan "Bubar bubar!" Aksi tersebut menyebabkan orang-orang yang berada di dalam bangunan, termasuk ibu-ibu dan anak-anak terpaksa keluar.

Selain itu beberapa orang bersenjatakan kayu langsung menghancurkan kaca-kaca jendela bangunan. Padahal di dalamnya masih terdapat ibu-ibu dan anak-anak kecil. Terdengar pula tangisan anak-anak saat dipaksa keluar oleh sekelompok orang. Lalu, rekaman video itu juga terdengar teriakan "Hancurin hancurin semua!"

Insiden itu menyebabkan dua anak, masing-masing berusia 8 dan 11 tahun, terluka akibat terkena pukulan dan lemparan benda keras. Insiden tersebut juga membuat anak-anak ketakutan dan menangis. Selain menyebabkan kaca-kaca jendela pecah, insiden itu juga menyebabkan beberapa kursi dan alat elektronik di tempat itu hancur, serta aliran listrik di rumah doa itu terputus. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya