Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Penipuan online makin marak menjerat masyarakat.  

Pelaku Perusakan Gereja di Padang harus Dihukum Berat

Rahmatul Fajri
29/7/2025 11:47
Pelaku Perusakan Gereja di Padang harus Dihukum Berat
Aparat keamanan berjaga di rumah ibadah yang dirusak warga.(Antara)

Anggota Komisi III DPR RI Martin Daniel Tumbelaka mendesak pemerintah menindak tegas para pelaku kekerasan dan perusakan Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Anugerah Padang, Sumatra Barat, pada Minggu (27/7). Martin menegaskan bahwa tindakan kekerasan atas nama apapun tidak dapat dibenarkan.

“Kita semua punya tanggung jawab menjaga ruang hidup bersama. Rumah ibadah, apa pun agamanya, adalah tempat yang harus dilindungi. Keberagaman adalah fondasi negara ini," kata Martin, melalui keterangannya, Selasa (29/7).

Martin mengingatkan, negara tidak boleh kalah oleh tindakan kekerasan dan intoleransi. Menurutnya, negara harus hadir memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga untuk menjalankan aktivitas keagamaan mereka.

“Negara harus hadir dan tegas. Ini bukan sekadar soal bangunan yang dirusak, tetapi soal rasa aman warga negara. Tidak boleh ada pembiaran terhadap tindakan main hakim sendiri,” katanya.

Lebih lanjut, Martin mengapresiasi langkah cepat Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Polda Sumbar) dalam menangani kasus perusakan rumah doa umat GKSI Anugerah Padang. Ia mengatakan hal ini menunjukkan bahwa negara tidak tinggal diam terhadap tindakan kekerasan dan intoleransi, namun penegakan hukum harus terus dilanjutkan hingga tuntas.

Dia menilai penangkapan tersebut sebagai langkah awal yang penting, namun tidak serta merta boleh berhenti sampai pada tahapan tersebut saja.

“Jika ada aktor lain yang mengarahkan atau memprovokasi, mereka juga harus dimintai pertanggungjawaban,” ucapnya

Sebelumnya, massa melakukan penyerangan saat jemaat GKSI menggelar ibadah di rumah ibadah yang terletak di RT 03 RW 09, Kecamatan Koto Tangah. Massa merusak kaca jendela, pintu, dan peralatan ibadah. Mereka juga memutus aliran listrik secara sepihak.

Dua anak mengalami luka fisik dalam kejadian tersebut. Anak berusia 11 tahun mengalami luka parah dan kesulitan berjalan setelah dipukul kayu. Anak 13 tahun cedera punggung akibat tendangan. Keduanya dirawat di RS Yos Sudarso. Puluhan anak lain mengalami trauma berat. Mereka menangis, berteriak panik, dan berhamburan mencari tempat berlindung saat massa menyerang. Kegiatan ibadah dan pengajaran agama terpaksa berhenti total. (E-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya