Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
DI era kecerdasan buatan (AI) dan kecepatan teknologi seperti sekarang, kemampuan akademik saja tidak cukup. Anak-anak perlu dibekali dengan soft skills yang tajam, seperti kemampuan komunikasi, adaptasi, percaya diri, serta daya saing yang sehat.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi. Di program I am Gifted! Camp, pihaknya menggunakan simulasi outdoor yang bisa mengubah cara remaja ini berpikir, bertindak, dan makin termotivasi untuk mau menjadi pemenang dalam hidupnya.
"Program ini sangat relevan. Ini bukan cuma kegiatan liburan, tetapi latihan hidup untuk jadi generasi AI-ready," kata Ricky dalam keterangannya, Selasa (24/6).
Pada liburan sekolah kali ini, kata dia, lebih dari 300 anak dan remaja Indonesia tergabung dalam program tersebut yang berskala Asia di Jakarta dan Surabaya. Kerja sama pihaknya juga terkait training provider dari Singapura.
Program itu dirancang khusus untuk anak-anak usia 9–19 tahun. Selama empat hari pelaksanaan, peserta akan terlibat dalam berbagai sesi pelatihan yang intensif tetapi menyenangkan. Misalnya, cara mereka menemukan diri sendiri dan percaya diri, mampu menghadapi tantangan dengan memunculkan jiwa kepemimpinan, dan kerja sama tim yang dinamis. (I-2)
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Selain dukungan dalam bentuk kebijakan, efektivitas sistem perlindungan perempuan dan anak sangat membutuhkan political will dari para pemangku kepentingan.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved