Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Di tengah ketidakpastian krisis iklim, meningkatnya harga pangan, musim panen yang tak menentu, dan gelombang panas yang kian ekstrem, satu elemen mendasar justru kerap terabaikan, yaitu tanah. Dalam forum publik bertajuk Save Soil Movement: Sahil Cycling Across Four Continents di Universitas Gadjah Mada (UGM), disampaikan bahwa tanah tak lagi dipandang sekadar media tanam, tapi sebagai fondasi keberlangsungan hidup dan benteng terakhir ketahanan pangan.
Kepala Biro Manajemen Strategis UGM, Wirastuti Widyatmanti, mengenang pertemuannya dengan perwakilan Save Soil di COP29 Azerbaijan, yang menjadi titik awal kolaborasi ini.
“Ketika berbicara tentang tanah, sesungguhnya kita sedang membicarakan sumber kehidupan. Tanah adalah fondasi dari hutan, pertanian, dan seluruh sistem pangan yang menyuplai udara bersih, oksigen, dan ketahanan pangan,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Sabtu (14/6).
Wirastuti juga menegaskan bahwa UGM tidak bisa berdiam diri. “Save Soil adalah gerakan penting. Melalui soil security, kita menjaga sumber daya tanah dunia, yang juga berarti menjaga masa depan bumi,” lanjutnya.
Suara yang senada disampaikan oleh Chief Science & Technology Officer Save Soil, Praveena Sridhar. Ia menjabarkan bahwa tanah yang sehat berfungsi seperti spons alami yang menyerap air dan menstabilkan suhu, sehingga mampu menahan efek gelombang panas dan kekeringan ekstrem.
“Tanah adalah jawaban dari banyak pertanyaan yang kita miliki hari ini. Mengapa kita gagal menjaga ketahanan pangan, mengapa suhu bumi makin ekstrem, dan mengapa desa-desa kehilangan hasil panennya,” kata Praveena.
Praveena lebih lanjut menjelaskan, tanah yang sehat memiliki kemampuan unik menyerap dan menyimpan air, serta menjaga stabilitas iklim mikro. Namun, degradasi tanah yang meluas telah menghancurkan kapasitas ini. Di Indonesia, yang lebih dari 30 persen lahannya digunakan untuk pertanian oleh petani kecil, ancaman rusaknya tanah bisa berujung pada krisis pangan sistemik.
“Jika tanah tak lagi mampu mengikat air dan unsur hara, maka pupuk tak akan berguna. Benih unggul pun gagal tumbuh. Di sinilah sumber krisis pangan itu sesungguhnya,” ujar Praveena.
Acara ini juga menghadirkan Sahil Jha, pemuda asal India yang menempuh perjalanan bersepeda melintasi empat benua untuk menggaungkan isu penyelamatan tanah.
“Tanah bukan hanya bagian dari bumi. Tanah adalah bagian dari setiap kita. Ia adalah fondasi dari setiap makanan yang kita konsumsi. Generasi muda punya peran penting untuk menyuarakan ini sebelum semuanya terlambat,” kata Sahil.
Dari Indonesia, aktris dan aktivis lingkungan Raline Shah tampil dengan suara yang lebih personal. Ia menekankan bahwa isu tanah terlalu sering dilihat sebagai masalah teknis pertanian, padahal sesungguhnya menyangkut hajat hidup semua orang.
“Setiap piring makanan kita adalah hasil dari tanah. Ketika tanah rusak, makanan menjadi langka, gizi terganggu, kesehatan masyarakat ikut terancam, stabilitas ekonomi dan sosial juga terancam,” ujar Raline.
Guru besar Fakultas Pertanian UGM, Benito Heru Purwanto, menyambung pesan ini dari sisi ilmiah. Ia menyebut bahwa kerusakan tanah bukanlah bencana instan, melainkan kehancuran diam-diam yang nyaris tak terlihat.
“Tanah yang rusak tidak pulih dalam hitungan bulan atau tahun. Ia butuh waktu ratusan tahun. Itulah mengapa pencegahan jauh lebih penting dari restorasi,” katanya.
Gerakan Save Soil tak hanya mengampanyekan kesadaran, tetapi mendorong kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan masyarakat sipil untuk menyusun peta jalan penyelamatan tanah. Di Indonesia, upaya ini juga bersinggungan langsung dengan pencapaian komitmen G20 untuk mengurangi lahan terdegradasi hingga 50% pada 2050. (E-3)
Studi ungkap letusan vulkanik Franklin dan pelapukan batuan cepat 720 juta tahun lalu memicu peristiwa Snowball Earth yang membekukan seluruh planet.
Tahun 2023 catat gelombang panas laut terbesar dan terlama. Fenomena ini rusak ekosistem, ganggu perikanan, dan jadi sinyal titik balik iklim.
Penelitian ungkap lahan gambut Amazon Peru berubah dari penyerap karbon menjadi netral karbon akibat cahaya berlebih dan penurunan muka air.
ICJ mengeluarkan putusan bagi negara-negara untuk saling menggugat terkait perubahan iklim.
Indonesia menghadapi ancaman krisis planetari, termasuk perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
INDONESIA memperkuat posisinya menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 yang ditegaskan dalam Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Skotlandia.
Teknologi ini untuk memantau perkembangan tanaman padi. Metodenya adalah memasang kamera CCTV pada tower khusus di lahan sawah.
PT Berdikari, akan menyuplai produk-produk pangan, khususnya daging sapi dan kerbau lewat jaringan Koperasi Desa Merah Putih.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III mendukung upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan nasional melalui partisipasi aktif dalam program Gerakan Pangan Murah.
Dari sumber pendanaan yang selama ini terjadi untuk infrastruktur air, 90% masih dikeluarkan dari dana pemerintah, sementara partisipasi swasta baru sekitar 2%.
Komoditas yang menjadi fokus dalam penyusunan NBM antara lain beras, jagung, singkong, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, sayur dan buah lokal, daging ayam
SEBAGAI upaya memperluas jangkauan produk protein hewani ke wilayah penyangga Jakarta, Perumda Dharma Jaya (DJ) resmi menggandeng PT Agrobisnis Banten Mandiri (ABM).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved