Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Banyak Negara Mulai Waspada Peningkatan Kasus Covid-19

M Iqbal Al Machmudi
03/6/2025 14:21
Banyak Negara Mulai Waspada Peningkatan Kasus Covid-19
Calon penumpang mengenakan APD lengkap saat terjadi lonjakan covid-19 tahun 2022.(Dok. Antara)

AKHIR Mei yang lalu peningkatan kasus covid-19 kembali terjadi di Asia Tenggara seperti Singapura, Thailand, Hongkong, dan Malaysia. Banyak negara juga mulai bersiap mengantisipasi lonjakan kasus covid-19 di negara masing-masing.

Salah satu daerah di Thailand kembali menerapkan sekolah daring. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan covid-19 pada kelompok anak-anak.

"Masyarakat patut lebih waspada lagi ketika di awal Juni sekarang ini berbagai media memberitakan kenaikan lebih lanjut kasus covid-19 di Thailand. Selain ada ribuan kasus baru dan juga sudah terjadi cukup banyak kematian, maka ada juga daerah Samut Prakan yang sudah memberlakukan sekolah daring pada Ratwinit Bangkaeo School di distrik Bang Phli," kata Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama saat dihubungi, Selasa (3/5).

Kemudian, lanjut Tjandra, di Australia juga mengantisipasi covid-19 dalam memasuki musim dingin di benua itu. Sementara itu di Hong Kong, pemerintahnya mengimbau agar masyarakatnya melakukan vaksin booster, Waste weather surveilans, protokol kesehatan, hingga penyiapan rumah sakit. Di Korea Selatan dan Jepang juga sudah dilakukan surveilans patogen pernapasan, protokol kesehatan, dan manajemen klinis.

Sementara di Indonesia Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau kepada masyarakat agar kembali menerapkan PHBS dan memakai masker jika merasa imunitas menurun. Selain itu Kemenkes juga sudah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor SR.03.01/C/1422/2025 tentang Kewaspadaan Terhadap Peningkatan Kasus Covid-19, yang ditujukan pada berbagai jajaran kesehatan diseluruh daerah.

Tjandra mengatakan dengan perkembangan kasus ini maka ada lima hal yang perlu dilakukan. Pertama, pemerintah harus terus meningkatkan survailan epidemiologik untuk mengetahui jumlah kasus dan kematian serta pasien di pelayanan kesehatan, serta surveilan genomik untuk mengetahui varian atau sub varian apa yang masih dan sedang beredar, dan menginformasikannya ke masyarakat luas.

"Kedua, tentang vaksinasi maka memang anjuran umum bagi kelompok risiko tinggi adalah untuk mendapatkan vaksinasi covid-19 setahun sesudah vaksinasi terdahulu. Akan baik kalau ada data tentang varian/sub varian apa yang beredar di Indonesia yang secara jelas dihubungkan dengan ketersediaan vaksin di negara kita," ujar Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu.

Ketiga, pemerintah tentu perlu memantau dengan intensif pola perubahan epidemiologik negara tetangga dan juga negara-negara lain di dunia. Dengan kerja sama ASEAN dan juga dengan WHO. Khusus untuk ASEAN maka akan baik jika peran ACPHEED (ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases) dapat ditingkatkan.

Keempat, masyarakat perlu menyadari bahwa covid-19 memang masih ada. Kasusnya masih ada di berbagai negara. Jadi karena ada kasus maka tentu saja ada kemungkinan variasi peningkatan kasus dari waktu ke waktu.  

"Kelima, untuk kita anggota masyarakat maka perilaku hidup bersih sehat (PHBS) harus terus kita jaga dan terapkan. Ini akan meningkatkan daya tahan tubuh kita, baik menghadapi kemungkinan covid-19 ataupun penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Ini adalah modalitas utama kita, yang selalu harus kita lakukan, ada atau tidaknya peningkatan kasus COVID-19," ungkapnya.

"Secara umum kita dapat katakan bahwa peningkatan kasus COVID-19 di beberapa negara tetangga perlu kita amati dengan cermat, tentu tidak perlu panik tetapi jelas harus waspada, tidak bisa diabaikan begitu saja," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya