Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
SALAH satu ciri utama pubertas pada perempuan adalah datangnya menstruasi, atau yang sering dikenal sebagai haid. Ini merupakan proses alami dalam sistem reproduksi wanita, di mana terjadi pengeluaran darah dari vagina akibat peluruhan lapisan dinding rahim. Umumnya, menstruasi pertama kali dialami oleh remaja perempuan sekitar usia 12 tahun dan akan berlangsung hingga masa menopause. Siklus ini biasanya terjadi setiap bulan dan berlangsung antara 3 hingga 7 hari.
Dalam kondisi normal, volume darah menstruasi sekitar 80 mililiter (ml). Jika darah yang keluar terlalu banyak dan berlangsung lama, hal tersebut bisa menyebabkan tubuh menjadi lemas bahkan berisiko kekurangan darah. Bila mengalami hal ini, sebaiknya segera konsultasi dengan tenaga medis.
Beberapa gejala umum yang kerap dirasakan menjelang atau selama menstruasi antara lain:
Timbulnya jerawat
Perubahan suasana hati yang drastis
Payudara terasa nyeri dan mengencang
Sakit kepala
Kram atau nyeri di bagian perut
Tubuh terasa lelah dan pegal-pegal
Pada kondisi tertentu, gangguan siklus menstruasi bisa dikaitkan dengan pertumbuhan sel abnormal di leher rahim (serviks). Sel-sel ini bisa berkembang secara tidak terkendali dan merusak jaringan sehat, yang menjadi salah satu tanda adanya kanker serviks.
Beberapa jenis obat dapat memengaruhi kestabilan siklus haid. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat, terutama jika menyangkut kesehatan reproduksi.
Hormon estrogen dan progesteron berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi dengan membentuk lapisan dinding rahim. Bila keseimbangan antara kedua hormon ini terganggu, maka dinding rahim (endometrium) bisa tumbuh lebih tebal dari biasanya. Akibatnya, menstruasi menjadi lebih lama dan darah yang keluar lebih banyak.
Untuk menjaga kestabilan siklus haid, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Atur pola makan sehat: Konsumsi makanan bergizi dan seimbang untuk mendukung sistem hormon. Hindari diet ekstrem yang bisa mengganggu keseimbangan tubuh.
Kelola stres dengan baik: Tekanan mental yang berkepanjangan dapat memengaruhi kerja hormon. Luangkan waktu untuk aktivitas yang menenangkan seperti yoga, meditasi, atau hobi.
Tidur cukup setiap malam: Kurang tidur dapat mengganggu fungsi hormon. Usahakan tidur selama 7–9 jam setiap malam agar tubuh memiliki waktu untuk pulih.
Kurangi konsumsi kafein dan alkohol: Minuman berkafein seperti kopi dan teh, serta alkohol, dapat mempengaruhi keseimbangan hormon. Konsumsilah dalam jumlah terbatas untuk menjaga siklus menstruasi tetap normal. (Halodoc/Alodokter/Z-10
Edukasi ini ditujukan untuk membuka wawasan masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan mengenali solusi medis yang aman dan terpercaya.
Paparan cahaya biru dari perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, laptop, dan televisi kini menjadi perhatian utama dalam perkembangan anak.
Penelitian baru mengungkap remaja Paleolitik sekitar 25.000 tahun lalu mengalami pubertas dengan pola yang mirip dengan remaja saat ini.
APAKAH kamu pernah melihat remaja laki-laki yang payudaranya membesar? Apakah hal tersebut berbahaya? Dokter Spesialis Anak menjelaskan hal tersebut.
Susu kambing kaya akan protein yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan pesat remaja. Selain itu, kandungan prebiotiknya menyehatkan sistem pencernaan.
Penelitian terbaru menunjukkan anak perempuan mengalami pubertas lebih awal daripada sebelumnya, dengan banyak yang mengalami menstruasi sebelum usia 11 tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved