Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
DOKTER spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Cepi Teguh Pramayadi menyampaikan sejumlah kiat mengelola dalam menunda haid dengan obat hormon bagi calon jamaah haji perempuan.
"Supaya ibadahnya lancar, tidak terganggu oleh haid. Jadi yang perlu kita ketahui adalah kapan waktu tepat untuk meminum atau mengonsumsi
obatnya," kata Cepi, Senin (5/5).
Ia menyampaikan terdapat mekanisme agar selama ibadah tidak haid, biasanya yang umum dilakukan adalah menundanya dengan mengonsumsi obat hormon.
"Obat itu isinya hormon progesteron, tujuannya adalah membuat fase yang mustinya menstruasi jadi berubah fasenya sehingga tidak menstruasi
atau ketunda haidnya," ujarnya.
Waktu yang tepat mengonsumsi obat hormon itu, ungkap Cepi, biasanya 14 hari sebelum datang haid berikutnya atau pada hari ke-14 dari siklus menstruasi hari pertama. Untuk melihat hari atau menandai siklus haid bisa melalui aplikasi.
Ia mencontohkan, "Misalkan seseorang nanti menstruasi berikutnya pada 30 Mei. Berarti minum obatnya dikurangin 14 hari dari tanggal 30. Jadi, mesti minum obatnya mulai dari 16 Mei."
Dalam mengonsumsi obat tersebut, kata Cepi, diminum sehari dua kali sampai selesai ibadahnya. Hal ini lantaran kalau masih ibadah namun obatnya berhenti dikonsumsi, besoknya bisa menstruasi padahal masih belum selesai ibadahnya.
Ia juga mencontohkan terdapat kasus meskipun sudah mengonsumsi obat hormonal penunda haid sesuai anjuran, namun mengalami spotting (bercak darah).
Menurutnya, ketika hal itu terjadi, bisa menaikan dosisnya saat di hari itu mengonsumsi obatnya sehari tiga kali. Langkah ini dilakukan sampai spotting (bercak) tersebut hilang, kemudian dosis akan dikembalikan menjadi sehari dua kali.
"Kalau spotting gini masih bisa ibadah. Karena sebetulnya spotting itu akibat dari dinding rahim yang tipis. Jadi bukan menstruasi itu sebetulnya," jelasnya.
Menurutnya, mengonsumsi obat hormon ini terkadang menimbulkan efek mual hingga pusing di awal-awal. Namun, hal itu tidak sampai mengganggu kualitas hidup maupun aktivitas.
Lebih lanjut, dokter yang berpraktik di Primaya Evasari Hospital itu menambahkan dalam mengonsumsi obat hormon itu harus sesuai dengan
anjuran dokter, terutama orang dengan riwayat hipertensi hingga stroke harus dikonsultasikan.
"Tapi memang harus diperhatikan kondisi-kondisi yang misalkan ibunya ada riwayat hipertensi atau lagi konsumsi obat anti hipertensi, ada riwayat stroke sebelumnya. Itu harus diperhatikan, bukan tidak boleh (mengonsumsi obat hormon itu). Tapi nanti harus dikonsultasikan dulu ke dokternya," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Jika mendaftar haji plus, perkiraan waktu tunggu keberangkatan biasanya berkisar antara 5 hingga 9 tahun.
Direktur Sales & Distribution PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Anton Sukarna mengungkapkan masa tunggu haji yang panjang perlu diantisipasi dengan persiapan yang matang sejak dini.
ASOSIASI Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) meminta pemerintah untuk lebih meningkatkan peran swasta dalam penyelenggaran ibadah haji.
PENYELENGGARAAN ibadah haji tahun 2026 akan sepenuhnya dialihkan dari Kementerian Agama (Kemenag) ke Badan Penyelenggara Haji (BP Haji).
WACANApenyelenggaraan haji jalur laut tengah mengemuka. Wacana haji jalur laut disebut sebagai hal yang bukan tidak mungkin untuk dilaksanakan. Namun, membutuhkan persiapan matang,
ANGGOTA Pansus Haji 2024, Luluk Nur Hamidah mengatakan rencana pelaksanaan haji jalur laut merupakan hal yang kompleks dan harus dipertimbangkan dengan sangat matang.
Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi siklus menstruasi, termasuk stres, perubahan berat badan, atau kondisi medis tertentu. Namun, jika haid telat dalam waktu yang lama
Perempuan di Indonesia masih merasa malu atau enggan membicarakan topik seputar menstruasi atau gangguan reproduksi yang berakibat pada kesehatan di masa mendatang.
Hari pertama menstruasi dihitung dari hari di mana darah keluar dalam jumlah yang banyak, bukan dalam bentuk bercak.
Doa merupakan bentuk ikhtiar spiritual, namun penting juga untuk diiringi dengan usaha fisik seperti menjaga pola makan yang sehat, istirahat yang cukup, dan berkonsultasi dengan dokter
Setelah melewati masa haid, seorang perempuam Muslim diwajibkan melakukan mandi besar (mandi wajib) agar dapat kembali melaksanakan ibadah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved