Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENYAKIT jantung dan stroke masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Tanpa disadari, banyak kebiasaan makan sehari-hari yang menjadi pemicu utama kedua penyakit mematikan ini. Pola makan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam dapat merusak sistem kardiovaskular secara perlahan namun pasti.
Laporan dari World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen kasus stroke sebenarnya bisa dicegah hanya dengan mengubah pola makan dan gaya hidup. Namun, tren konsumsi makanan cepat saji, rendah serat, dan tinggi lemak trans terus meningkat, terutama di wilayah perkotaan.
Konsumsi berlebihan lemak jenuh dan lemak trans
Lemak trans yang banyak ditemukan dalam makanan cepat saji, margarin, dan produk olahan daging seperti sosis dan nugget dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL). Kondisi ini memicu penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan risiko serangan jantung serta stroke.
Terlalu banyak konsumsi gula
Konsumsi gula tinggi dari minuman bersoda, kue, dan makanan manis dapat menyebabkan resistensi insulin, diabetes tipe 2, serta peradangan kronis pada pembuluh darah. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa pola konsumsi gula yang berlebihan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 50 persen.
Asupan garam yang berlebih
Makanan instan, kalengan, dan camilan kemasan sering mengandung natrium dalam jumlah tinggi yang memicu tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama terjadinya stroke dan gagal jantung.
Pola makan rendah serat
Kurangnya konsumsi buah, sayuran, dan biji-bijian mengurangi asupan serat yang penting untuk menjaga elastisitas pembuluh darah dan mengontrol kadar kolesterol. Kekurangan serat juga berdampak pada kesehatan usus dan metabolisme tubuh secara keseluruhan.
Terlalu sering mengonsumsi makanan olahan dan gorengan
Makanan yang digoreng dengan minyak bekas atau berulang kali digunakan mengandung senyawa berbahaya yang dapat merusak dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko peradangan sistemik.
Kebiasaan minum minuman manis dan berpemanis buatan
Minuman bersoda dan sirup berpemanis mengandung kadar gula sangat tinggi yang dapat mempercepat kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko sindrom metabolik, penyebab utama penyakit jantung.
Menurut Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Vito A. Damay, pola makan seimbang adalah fondasi penting dalam mencegah gangguan kardiovaskular. Mengurangi asupan gula, garam, dan lemak jenuh serta meningkatkan konsumsi buah, sayuran, dan ikan berlemak seperti salmon atau tuna adalah langkah awal yang bisa diterapkan oleh siapa saja.
Ia juga menyarankan agar masyarakat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk memahami kebutuhan nutrisi masing-masing individu. Diet yang baik harus mampu memenuhi seluruh kebutuhan gizi tubuh tanpa memberikan beban tambahan bagi organ penting seperti jantung dan pembuluh darah.
Tidak hanya pola makan, gaya hidup aktif juga sangat berpengaruh. Rutin berolahraga minimal 30 menit setiap hari, mengelola stres dengan baik, dan menghentikan kebiasaan merokok serta konsumsi alkohol adalah bagian penting dari pencegahan penyakit jantung dan stroke.
Daging olahan seperti sosis, nugget, dan kornet
Makanan cepat saji seperti burger, kentang goreng, dan ayam goreng
Mi instan dan makanan kalengan tinggi natrium
Gorengan dari minyak bekas pakai
Minuman manis, bersoda, dan minuman energi
Camilan kemasan tinggi garam dan lemak trans
Pencegahan penyakit jantung dan stroke tidak memerlukan perubahan ekstrem. Justru, dimulai dari kebiasaan kecil seperti memilih makanan lebih sehat dan aktif bergerak setiap hari, dampaknya sangat besar dalam jangka panjang. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang, risiko dua penyakit paling mematikan ini dapat ditekan secara signifikan. (Z-10)
SESEORANG yang terserang stroke mungkin tidak menyadari bahwa dirinya terserang stroke atau mungkin mengabaikan tanda-tandanya.
STROK atau stroke merupakan suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa penurunan fungsi otak yang dapat memberat
Stroke merupakan penyakit tidak menular yang sangat berbahaya. Selain dapat mengancam nyawa, stroke sering kali meninggalkan dampak berupa kecacatan jangka panjang
Data ini menunjukkan adanya pergeseran epidemiologi stroke, yang kini lebih banyak menyerang populasi muda, berbeda dari pola tradisional yang biasanya menyasar lansia di atas 60 tahun.
dulu strok identik dengan penyakit orang tua. Namun saat ini terdapat pola pergeseran epidemiologi strok ke arah usia produktif, bahkan dapat menyerang anak dan remaja.
Seorang pria bernama Derick Gant, 57 tahun, warga Toledo, Ohio, berhasil selamat dari stroke saat berolahraga berkat bantuan fitur keselamatan Apple Watch
Dengan desain yang chic, warna-warna playful, dan material berkualitas tinggi, Louna hadir menemani gaya hidup modern yang tidak hanya aktif, tetapi juga berkarakter.
Gerai Bekasi dibangun dengan desain kontemporer yang memadukan estetika modern dan sentuhan lokal, menghadirkan pengalaman belanja yang nyaman dan inspiratif.
Gagal ginjal kini tidak lagi menjadi ancaman eksklusif bagi usia lanjut. Tren terbaru di tahun 2025 menunjukkan lonjakan signifikan kasus gagal ginjal pada remaja dan dewasa muda.
Jika melihat data nasional, tercatat jumlah kasus penyakit kritis pada 2023 meningkat 30% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari 23 juta menjadi hampir 30 juta kasus.
Batu ginjal, yang sebelumnya lebih sering terjadi pada orang dewasa usia paruh baya, kini semakin umum ditemukan pada generasi muda, termasuk Gen Z.
Kondisi ini diakibatkan oleh penumpukan kalsium di jaringan lunak sekitar sendi, yang dapat mengganggu kemampuan bergerak dan menyebabkan nyeri yang berkepanjangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved