Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PENYAKIT jantung dan stroke masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Tanpa disadari, banyak kebiasaan makan sehari-hari yang menjadi pemicu utama kedua penyakit mematikan ini. Pola makan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam dapat merusak sistem kardiovaskular secara perlahan namun pasti.
Laporan dari World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen kasus stroke sebenarnya bisa dicegah hanya dengan mengubah pola makan dan gaya hidup. Namun, tren konsumsi makanan cepat saji, rendah serat, dan tinggi lemak trans terus meningkat, terutama di wilayah perkotaan.
Konsumsi berlebihan lemak jenuh dan lemak trans
Lemak trans yang banyak ditemukan dalam makanan cepat saji, margarin, dan produk olahan daging seperti sosis dan nugget dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL). Kondisi ini memicu penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan risiko serangan jantung serta stroke.
Terlalu banyak konsumsi gula
Konsumsi gula tinggi dari minuman bersoda, kue, dan makanan manis dapat menyebabkan resistensi insulin, diabetes tipe 2, serta peradangan kronis pada pembuluh darah. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat bahwa pola konsumsi gula yang berlebihan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 50 persen.
Asupan garam yang berlebih
Makanan instan, kalengan, dan camilan kemasan sering mengandung natrium dalam jumlah tinggi yang memicu tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah salah satu faktor risiko utama terjadinya stroke dan gagal jantung.
Pola makan rendah serat
Kurangnya konsumsi buah, sayuran, dan biji-bijian mengurangi asupan serat yang penting untuk menjaga elastisitas pembuluh darah dan mengontrol kadar kolesterol. Kekurangan serat juga berdampak pada kesehatan usus dan metabolisme tubuh secara keseluruhan.
Terlalu sering mengonsumsi makanan olahan dan gorengan
Makanan yang digoreng dengan minyak bekas atau berulang kali digunakan mengandung senyawa berbahaya yang dapat merusak dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko peradangan sistemik.
Kebiasaan minum minuman manis dan berpemanis buatan
Minuman bersoda dan sirup berpemanis mengandung kadar gula sangat tinggi yang dapat mempercepat kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko sindrom metabolik, penyebab utama penyakit jantung.
Menurut Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Vito A. Damay, pola makan seimbang adalah fondasi penting dalam mencegah gangguan kardiovaskular. Mengurangi asupan gula, garam, dan lemak jenuh serta meningkatkan konsumsi buah, sayuran, dan ikan berlemak seperti salmon atau tuna adalah langkah awal yang bisa diterapkan oleh siapa saja.
Ia juga menyarankan agar masyarakat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk memahami kebutuhan nutrisi masing-masing individu. Diet yang baik harus mampu memenuhi seluruh kebutuhan gizi tubuh tanpa memberikan beban tambahan bagi organ penting seperti jantung dan pembuluh darah.
Tidak hanya pola makan, gaya hidup aktif juga sangat berpengaruh. Rutin berolahraga minimal 30 menit setiap hari, mengelola stres dengan baik, dan menghentikan kebiasaan merokok serta konsumsi alkohol adalah bagian penting dari pencegahan penyakit jantung dan stroke.
Daging olahan seperti sosis, nugget, dan kornet
Makanan cepat saji seperti burger, kentang goreng, dan ayam goreng
Mi instan dan makanan kalengan tinggi natrium
Gorengan dari minyak bekas pakai
Minuman manis, bersoda, dan minuman energi
Camilan kemasan tinggi garam dan lemak trans
Pencegahan penyakit jantung dan stroke tidak memerlukan perubahan ekstrem. Justru, dimulai dari kebiasaan kecil seperti memilih makanan lebih sehat dan aktif bergerak setiap hari, dampaknya sangat besar dalam jangka panjang. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang, risiko dua penyakit paling mematikan ini dapat ditekan secara signifikan. (Z-10)
Seorang pria bernama Derick Gant, 57 tahun, warga Toledo, Ohio, berhasil selamat dari stroke saat berolahraga berkat bantuan fitur keselamatan Apple Watch
Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti atau terganggu. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak dalam waktu singkat
DIREKTUR Medik dan Keperawatan RS PON dr Reza Aditya Arpandy terdapat pola makan yang dapat tingkatkan risiko stroke.
KEJADIAN stroke pada umumnya menyerang orang dengan usia 45 tahun. Namun belakangan serangan stroke bisa menyerang di bawah usia tersebut, bahkan pada anak muda.
MAHASISWA pascasarjana yang mempelajari terapi okupasi di Universitas Elmhurst di Illinois mengalami telinga berdenging yang ternyata tanda awal stroke klasik.
Kini aktor Jamie Foxx bisa tertawa saat mengenang ketika dirinya dirawat di rumah sakit akibat stroke.
Penemuan ilmiah terbaru mengungkap kenyataan mengejutkan: penyakit jantung, khususnya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), bukanlah momok eksklusif zaman modern
Penggunaan skincare saja tidak cukup mencegah dan mengatasi sejumlah permasalahan kulit seperti bekas jerawat, penuaan dini, hiperpigmentasi, dan lainnya.
Selain atmosfernya yang menarik, Social Garden juga terkenal dengan koktail yang disajikan dengan keahlian.
Pola gaya hidup lebih penting untuk dikendalikan daripada hanya mengendalikan faktor genetik karena anak akan mengikuti kebiasaan aktivitas dan apa yang dikonsumsi orangtua.
Kesadaran akan pentingnya keseimbangan hidup kini mendorong masyarakat untuk menjalani gaya hidup yang lebih terstruktur dan berkelanjuta
Kebiasaan duduk dan rebahan terlalu lama ternyata tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan fisik, tetapi juga berisiko menyebabkan penyusutan otak
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved