Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER spesialis jantung dan pembuluh darah dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Amir Aziz Alkatiri mengingatkan bahwa langkah pencegahan utama untuk menghindari sakit jantung adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin.
Gaya hidup sehat ini termasuk melakukan aktivitas fisik moderat secara rutin yakni 150 menit per minggu sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menerapkan pola makan sehat dan seimbang, serta menjaga indeks massa tubuh (IMT).
"Berjalan kaki selama 30 menit sehari sudah cukup, sampai keluar keringat. Faktor berat badan menjadi sangat penting yang disesuaikan dengan tinggi badan (menjaga IMT tetap normal 18,5-24,9)," ujar dia dalam diskusi tentang "Mengenal Penyakit Jantung Koroner" yang digelar daring, Kamis (8/9).
Baca juga: Pemanis Buatan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Penerapan pola makan sehat juga mencakup konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan. Kedua makanan itu mengandung zat yang dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskular.
Konsumsi lebih banyak buah dan sayuran dapat membantu seseorang mengurangi makanan berkalori tinggi, seperti daging dan makanan ringan.
Orang-orang juga dapat menambahkan biji-bijian ke dalam menu diet karena merupakan sumber serat baik dan nutrisi lain yang berperan dalam mengatur tekanan darah dan kesehatan jantung.
Selain itu, membatasi jumlah lemak jenuh dan lemak trans merupakan langkah penting untuk mengurangi kolesterol darah dan menurunkan risiko penyakit arteri koroner.
Tingkat kolesterol darah yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri atau aterosklerosis, yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Amir, yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), mengatakan, selain gaya hidup sehat, pemeriksaan kesehatan juga penting guna mencegah seseorang terkena penyakit jantung.
Pemeriksaan ini termasuk gula darah, tekanan darah dan kolesterol. Pemeriksaan gula darah khusus mereka yang berusia di atas 40 tahun tidak hanya gula darah puasa, dua jam setelah makan, tetapi juga HbA1c untuk mendeteksi ada tidaknya diabetes.
Sementara, untuk kolesterol, Amir menyarankan orang-orang menjalani pemeriksaan sekitar enam hingga satu tahun sekali.
"Bukan berarti tidak sakit kepala tidak ada darah tinggi, bukan berarti tidak ada nyeri tengkuk tak ada kolesterol," kata dia.
Dia kembali mengingatkan, faktor yang memainkan peran penting mencetuskan penyakit jantung adalah gaya hidup, termasuk kebiasaan merokok. (Ant/OL-1)
Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) DKI Jakarta mengungkap selain Padel, lapangan atau lokasi olahraga lainnya juga telah dikenakan pajak 10%.
Latihan fisik ringan selama 5 menit terbukti membantu menurunkan tekanan darah tinggi secara alami.
Menjaga kebugaran kini telah menjadi bagian penting dari gaya hidup modern.
Sebelum olahraga, baiknya lakukan pemanasan 5 sampai 10 menit sebelum olahraga sangat penting untuk mencegah cedera dan meningkatkan performa.
Bukan rahasia lagi bahwa aktivitas fisik sangat penting untuk menua dengan baik. Namun, ini tidak berarti Anda harus bergabung dengan gym untuk menikmati efek peningkatan umur
Banyak orang fokus pada durasi dan intensitas latihan, namun lupa bahwa tubuh juga perlu pemulihan yang tepat.
Dengan desain yang chic, warna-warna playful, dan material berkualitas tinggi, Louna hadir menemani gaya hidup modern yang tidak hanya aktif, tetapi juga berkarakter.
Gerai Bekasi dibangun dengan desain kontemporer yang memadukan estetika modern dan sentuhan lokal, menghadirkan pengalaman belanja yang nyaman dan inspiratif.
Gagal ginjal kini tidak lagi menjadi ancaman eksklusif bagi usia lanjut. Tren terbaru di tahun 2025 menunjukkan lonjakan signifikan kasus gagal ginjal pada remaja dan dewasa muda.
Jika melihat data nasional, tercatat jumlah kasus penyakit kritis pada 2023 meningkat 30% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari 23 juta menjadi hampir 30 juta kasus.
Batu ginjal, yang sebelumnya lebih sering terjadi pada orang dewasa usia paruh baya, kini semakin umum ditemukan pada generasi muda, termasuk Gen Z.
Kondisi ini diakibatkan oleh penumpukan kalsium di jaringan lunak sekitar sendi, yang dapat mengganggu kemampuan bergerak dan menyebabkan nyeri yang berkepanjangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved