Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENJELANG masa arus mudik Lebaran, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan para orangtua mengenai pentingnya antisipasi risiko kesehatan anak, agar perjalanan mudik menjadi pengalaman yang nyaman dan aman bagi seluruh anggota keluarga.
Selama perjalanan mudik dan acara lebaran, terdapat potensi risiko kesehatan anak yang tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, para orangtua perlu melakukan persiapan mencakup fisik dan psikologis anak serta orangtua itu sendiri.
"Umumnya risiko kesehatan yang dialami oleh anak selama mudik antara lain; Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Dehidrasi, Mabuk Perjalanan, Gangguan Pencernaan seperti diare yang dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit, Demam dan Infeksi, juga Ruam Popok dan Iritasi Kulit," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, Rabu (26/3).
"Mudik bukan hanya soal sampai di kampung halaman, tapi juga tentang menjaga kesehatan dan kenyamanan anak selama prosesnya. Ini bagian dari tanggung jawab orangtua," sambungnya.
Dengan persiapan yang baik, risiko penyakit dan masalah kesehatan selama mudik dapat diminimalisir sehingga perjalanan mudik Lebaran dapat berlangsung lancar dan kesehatan anak tetap terjaga.
IDAI merekomendasikan agar orangtua memastikan anak dalam kondisi sehat sebelum berangkat. Jika anak memiliki riwayat penyakit tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum perjalanan terutama jika anak memiliki isu kesehatan khusus dan bawa obat-obatan yang diperlukan.
Pastikan juga anak telah mendapatkan vaksinasi yang diperlukan sesuai usianya. Jangan tunda untuk konsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat jika gejala tanda penyakit yang muncul pada anak seperti tampak lemas, rewel berlebihan, tidak nafsu makan, atau sulit tidur.
Kemudian anak-anak membutuhkan tidur yang cukup untuk menjaga sistem kekebalan tubuh mereka. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sleep Medicine Reviews, kurang tidur dapat menurunkan fungsi imun dan meningkatkan risiko infeksi.
"Tidur yang cukup membantu tubuh memproduksi sitokin, protein yang melawan infeksi dan peradangan. Oleh karena itu, pastikan anak tidur cukup minimal 8-10 jam sebelum perjalanan mudik, serta saat tiba dit empat tujuan. Hindari juga aktivitas berlebihan di hari pertama karena tubuh anak membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru (cuaca, suhu, udara, jam tidur) setelah perjalanan panjang," jelasnya.
Hindari jajanan yang tidak sehat dan juga makanan cepat saji selama perjalanan. Bawa kudapan sehat seperti buah-buahan, kacang-kacangan, roti gandum, serta protein hewani seperti telur,ayam, ikan, dan daging yang dapat menstabilkan kadar gula darah, memperbaiki jaringan tubuh dan memperkuat sistem imun, serta memberi rasa kenyang lebih lama, sehingga anak tidak mudah lapar selama perjalanan.
Selain itu juga hindari memberikan cemilan manis atau minuman bergula pada anak selama perjalanan. Makanan dan minuman tinggi gula dan karbohidrat cepat serap justru menurunkan imunitas dan memicu gangguan perilaku. Studi menunjukkan bahwa konsumsi gula tinggi dapat menurunkan fungsi sel imun (neutrofil) hingga 40 persen dalam beberapa jam setelah konsumsi.
"Perjalanan mudik juga rawan dehirasi yang dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan konsentrasi, terutama pada anak-anak. Dehidrasi pada anak dapat terjadi lebih cepat daripada orang dewasa karena rasio luas permukaan tubuh terhadap volume cairan yang lebih tinggi. Pastikan anak minum air putih secara teratur untuk menghindari dehidrasi," ungkap Piprim.
Tidak lupa juga gunakan masker saat berada di keramaian, jaga kebersihan tangan, hingga jaga kebersihan lingkungan sekitar anak agar mencegah penyebaran virus. Kemudian saat bepergian dengan kendaraan pribadi, pastikan tidak merokok di dalam mobil. Jika menggunakan transportasi umum, pilih area yang bebas asap rokok.
"Siapkan Obat-obatan Dasar dan Vitamin. Bawa obat-obatan dasar seperti parasetamol, obat anti-mabuk, dan vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh anak. Vitamin C diketahui dapat meningkatkan fungsi imun dan mengurangi durasi gejala pilek. Sementara itu, paracetamol efektif untuk mengatasi demam ringan yang mungkin terjadi selama perjalanan," imbaunya.
Jika perjalanan panjang dan menggunakan kendaraan pribadi, berhentilah setiap 2-3 jam untuk mengajak anak berjalan-jalan atau melakukan peregangan. Aktivitas fisik ringan dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi risiko pembekuan darah, terutama pada perjalanan panjang. Selain itu, bergerak juga membantu mengurangi kelelahan dan stres pada anak.
Hindari stres dan ciptakan suasana menyenangkan dengan membawa mainan atau buku favorit anak. Hindari memarahi anak selama perjalanan karena stres dapat menurunkan imunitas. Menciptakan suasana yang nyaman dan bahagia dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik anak.
Perjalanan panjang dapat menyebabkan kelelahan pada anak, yang dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit.
"Persiapkan situasi darurat. Pastikan membawa dokumen seperti kartu identitas anak, tiket, dan surat izin jika hanya satu orang tua yang menemani. Simpan juga nomor-nomor darurat seperti dokter, rumah sakit terdekat, dan kontak keluarga yang bisa dihubungi. Serta, pastikan anak dan keluarga memiliki asuransi kesehatan yang mencakup perjalanan mudik," pungkasnya. (H-3)
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
DALAM rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) turut menyuarakan komitmen bersama untuk pemerataan akses kesehatan pada anak.
Kesehatan anak adalah fondasi bagi masa depan yang cerah. Sayangnya, masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa selama anak tampak sehat, pemeriksaan rutin tidaklah perlu.
Tiga pilar utama kesehatan anak—pemeriksaan berkala, vaksinasi, dan nutrisi seimbang—jadi kunci pencegahan untuk masa depan yang sehat dan cerah.
MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi, memaparkan beberapa dampak buruk penggunaan gawai bagi anak-anak.
CEK Kesehatan Gratis (CKG) pada siswa dilaksanakan pada hari pertama sekolah Senin (14/7) yang diawali di Sekolah Rakyat. Hasilnya cukup mengejutkan, ditemukan berbagai masalah kesehatan.
KETUA Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa saat ini orangtua harus meningkatkan pemahaman pentingnya penanganan obesitas pada anak.
IKATAN Dokter Anak Indonesia (IDAI) sedang mempertimbangkan mengambil langkah hukum karena banyaknya dokter spesialis anak yang dimutasi oleh Kemenkes.
Penyebab utama diabetes tipe 1 adalah kelainan autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak pankreas anak, sehingga pankreas tidak dapat berfungsi dengan baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved