Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DOKTER spesialis telinga, hidung dan tengorokan (THT) dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Trimartani, menjelaskan hubungan masalah tidur dengan gangguan pernapasan.
Trimartani menyampaikan bahwa masalah tidur bisa menyebabkan gangguan pernapasan.
"Ketika seseorang kurang tidur, gangguan pernapasan bisa terjadi, termasuk terjadinya respons arousal yang memicu hipoksia dan hiperkapnia, kondisi di mana tubuh kekurangan oksigen dan kelebihan karbon dioksida," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa saluran napas yang sehat merupakan kunci untuk menikmati tidur yang berkualitas.
Trimartani mengemukakan pentingnya memahami hubungan antara tidur dan pernapasan dalam upaya untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Sementara itu dokter spesialis THT Retno S Wardani menyampaikan bahwa banyak masalah tidur yang disebabkan oleh gangguan pernapasan, salah satunya apnea tidur obstruktif (Obstructive Sleep Apnea/OSA).
Menurut dia, OSA terjadi ketika saluran napas atas kolaps saat tidur dan kondisi ini bisa menyebabkan pernapasan terhenti sejenak semasa
tidur.
Ia menyampaikan bahwa OSA dapat ditandai dengan mengorok, kelelahan, dan peningkatan tekanan darah.
Orang yang mengalami obesitas, berusia di atas 50 tahun, dan lingkar pinggangnya lebih dari 37 cm, menurut dia, berisiko mengalami gangguan semacam itu.
Retno menyarankan pelaksanaan evaluasi penyumbatan hidung dan kantuk pada siang hari untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya OSA,
yang gejala utamanya antara lain sering sakit kepala pada pagi hari dan mengalami insomnia yang mengganggu.
"Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pasien dengan OSA yang mengalami penyumbatan hidung dan kantuk di siang hari, sering kali lebih muda dan lebih ramping, meski tampak sehat secara fisik," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Jika hal tersebut terjadi, terutama pada remaja maka dapat mengganggu kesehatan fisik, mental, dan kinerja sehari-hari.
Tidur yang cukup adalah 7 sampai 9 jam. Agar cepat tidur di malam hari baiknya jangan menggunakan gadget dan pastikan ruang kamar terasa nyaman.
Umumnya, orang dewasa membutuhkan sekitar 7–9 jam tidur per malam. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi secara terus-menerus, tubuh dan otak tidak dapat berfungsi secara optimal.
Selama ini, kita tahu bahwa kurang tidur buruk bagi kesehatan otak. Tapi tahukah Anda, tidur terlalu lama juga bisa menimbulkan risiko serupa—termasuk meningkatkan potensi Alzheimer?
Umumnya, orang dewasa membutuhkan 7–9 jam tidur per malam, sementara anak-anak dan remaja memerlukan waktu tidur yang lebih lama.
Setiap orang membutuhkan durasi tidur yang berbeda, tetapi secara umum, orang dewasa membutuhkan 7-9 jam tidur setiap malam untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
Dalam beberapa kasus, batuk terus-menerus bisa menjadi sinyal awal gagal jantung, kondisi serius yang memerlukan penanganan segera.
Pneumonia, atau paru-paru basah, adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantong udara (alveoli) di paru-paru, sehingga mengganggu pernapasan.
Udara pagi mengandung kadar polutan yang lebih rendah, sehingga sangat baik untuk pernafasan dan kesehatan jantung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved