Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Islam, Kebangsaan, dan Nasionalisme Disebut Harus Berjalan Beriringan

Rahmatul Fajri
14/2/2025 13:17
Islam, Kebangsaan, dan Nasionalisme Disebut Harus Berjalan Beriringan
KETUA Umum Ahlulbait Indonesia (ABI) Zahir Yahya (tengah).(Dok. ABI)

KETUA Umum Ahlulbait Indonesia (ABI) Zahir Yahya menilai di tengah dinamika sosial-politik yang semakin kompleks, berbagai tantangan juga semakin banyak dihadapi bangsa Indonesia. Ia menyoroti bagaimana polarisasi politik yang berpotensi mengancam persatuan bangsa. Lalu, adanya ancaman terhadap kebhinekaan akibat meningkatnya intoleransi, dan maraknya disinformasi yang berpotensi mengganggu stabilitas sosial.

Ia mengatakan untuk menghadapi tantangan tersebut, Islam dan kebangsaan harus berjalan beriringan.

"Islam, kebangsaan, dan nasionalisme harus berjalan beriringan," kata Zahir, melalui keterangannya, Jumat (14/2).

Zahir mengatakan, berbagai upaya harus dilakukan harus mencapai hal tersebut, seperti misalnya berbagai program di bidang dakwah, sosial, ekonomi, politik, dan pendidikan, dengan mengedepankan semangat kebangsaan serta nilai-nilai Islam yang moderat, inklusif, dan berorientasi pada kemaslahatan umat.

"Solidaritas kemanusiaan adalah bagian dari ajaran Islam yang menekankan kepedulian terhadap sesama. ABI akan terus berkontribusi dalam upaya meringankan penderitaan mereka yang terdampak krisis dan konflik, baik di dalam negeri maupun di tingkat global," katanya.

Zahir  meyakini bahwa kepedulian sosial tidak hanya menjadi bagian dari ajaran Islam, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama dalam membangun bangsa yang lebih kuat dan berdaya.

Dikatakan juga oleh Zahir, 2025 menandai usia ke-15 ABI sejak berdirinya pada 10 Maret 2010. Ia mengatakan hal itu menjadi refleksi atas komitmen dalam memperkuat persatuan umat, memperjuangkan keadilan sosial, serta berkontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.

Selain aksi kemanusiaan, ia mengatakan penguatan ekonomi umat melalui program pemberdayaan berbasis kemandirian juga merupakan hal yang harus terus dilakukan. Misalnya melalui dukungan bagi pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan memberikan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas usaha, pendampingan usaha agar UMKM lebih berdaya saing, dan akses permodalan bagi pelaku usaha dari masyarakat prasejahtera.

"Membangun ekonomi berbasis kemandirian adalah langkah strategis dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan. Oleh karena itu, ABI terus berupaya menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi umat," ujar Ustadz Zahir Yahya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya