Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Wamenag Jelaskan Penyebab Polarisasi setelah Pemilu

Siti Yona Hukmana
10/12/2024 14:03
Wamenag Jelaskan Penyebab Polarisasi setelah Pemilu
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhamad Syafi'i (tengah)(medcom/Siti Yona)

WAKIL Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhamad Syafi'i menilai wajar jika terjadi polarisasi usai Pemilu 2024. Hal ini disampaikannya usai mengisi acara Strategi Polri dalam Mengimplementasikan Cooling System Guna Menjaga Stabilitas Sosial Pasca Pemilukada 2024.

Syafi'i menyebut polarisasi itu terjadi karena dua hal. Pertama, cara masyarakat dalam mendukung calonnya. Kedua, sebagai ungkapan tidak terima akan kekalahan calon yang didukung.

"Wajar kalau setelah Pemilu terjadi polarisasi, karena masyarakat kan memberikan dukungan kepada calon masing-masing yang tentu berbeda antara yang satu dan yang lain," kata Syafi'i di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Selasa, 10 Desember 2024.

Bahkan, Syafi'i tak memungkiri bisa terjadi polarisasi permanen. Karena ketidakpuasan calonnya yang kalah.

Namun, dia berharap penerapan cooling system Polri diharapkan dapat meredam konflik dalam menghadapi polarisasi yang menjamur pada masyarakat usai Pemilu. Dia mengakui cooling system Polri efektif di lapangan.

"Ternyata Polri kita sigap menangkap sinyal itu dan kemudian membuat sebuah program agar situasi itu bisa diselesaikan dan dieliminer dengan sebuah cooling system," ujarnya.

Cooling system ini dilakukan Polri bekerja sama dengan tokoh agama, masyarakat, dan pemuda. Syafi'i mengatakan kolaborasi antar tokoh-tokoh pemuka agama itu tujuannya sama yakni meredam polarisasi akibat pelaksanaan Pemilu.

"Jadi, apa yang dilakukan Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) adalah sesuatu yang harus diapresiasi. Kalau bisa sampai ketingkat Kapolsek, dari tingkat Mabes ke tingkat Polda, ke Polres sampai ke Polsek agar semua masyarakat mendapat sentuhan program cooling system ini," ungkap dia.

Dia berharap penerapan cooling system Polri bisa menetralisir polarisasi yang berkembang di masyarakat pascapemilu. Dengan demikian bisa melihat masyarakat menerima secara bersama siapa pun yang menjadi pemenang dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.

"Saya kira kondisi ini sesuatu yang sangat kita harapkan. Jadi kita sangat apresiasi," pungkasnya. (P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik