Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Menu Sarapan untuk Anak yang Terbaik Menurut Ahli Gizi

Atalya Puspa
01/2/2025 13:32
Ini Menu Sarapan untuk Anak yang Terbaik Menurut Ahli Gizi
Ilustrasi menu sarapan untuk anak.(Dok. Freepik)

ASUPAN gizi bagi anak-anak merupakan hal yang penting, khususnya saat sarapan. Untuk memaksimalkan manfaatnya, orangtua harus memilih menu sarapan untuk anak yang sesuai dengan kebutuhan giz harian.

Dosen Program Studi Ilmu Gizi IPB University, Purnawati Hustina Rachman, mengatakan sarapan sehat dan bergizi merupakan pondasi penting bagi anak. Orangtua tidak boleh meremehkan manfaat sarapan untuk anak.

Makanan yang baik untuk kesehatan harus mengandung empat jenis makanan yang dibutuhkan tubuh, yaitu makanan pokok (sumber karbohidrat), lauk pauk (sumber protein), sayuran, dan buah (sumber vitamin dan mineral).  

Ia memberi contoh menu sederhana yang terdiri dari nasi, sayur bayam, telur, dan pisang.  “Menu sehat dan sederhana seperti nasi, telur isi bayam. Kita bisa membuat telur gulung isi bayam, dipotong-potong seperti tamagoyaki dan ditambah pisang. Itu contoh sederhana dan semua bahannya ada di sekitar kita,” katanya, Sabtu (1/2).

Jika anak tidak ingin makan nasi, bisa diganti dengan mi. “Jika anak tidak mau nasi tetapi ingin mi, misalnya, mi juga tidak masalah. Kita bisa membuat mi goreng ceria, ada mi, ada sayuran seperti wortel, sawi, dan potongan kubis, lalu kita tambahkan telur, dengan bumbu buatan sendiri agar bisa mengurangi kadar natrium. Kemudian, semangka atau pisang sebagai pelengkap buahnya,” lanjutnya.

Alternatif lain adalah roti. Jika tidak ingin mi dan nasi, bisa juga mengganti menu sarapan untuk dengan roti, misalnya dengan membuat sandwich. Roti dengan potongan ayam, selada, tomat, dan irisan keju. Itu sudah merupakan komposisi gizi seimbang, tinggal ditambah buah sebagai pelengkap.

Menurut Purnawati, tidak masalah jika orang tua sesekali memberikan makanan yang disukai anak-anak, seperti makanan beku atau makanan cepat saji dalam kemasan. Namun, ia menekankan bahwa porsi dan frekuensinya harus disesuaikan.  

Ia juga menyarankan untuk menambahkan sayuran atau buah sebagai pendamping guna meningkatkan nilai gizi di menu sarapan untuk anak. Dengan begitu, anak dapat terhindar dari dampak buruk jika terbiasa melewatkan sarapan, salah satunya risiko stunting.  

“Jika anak tidak sarapan dan tidak menggantikan kebutuhan yang seharusnya dipenuhi di pagi hari, maka yang terjadi adalah mereka akan kehilangan asupan gizi dan berisiko mengalami masalah kekurangan gizi, seperti stunting, kurus, serta masalah kesehatan lainnya. Atau ketika mereka tidak sarapan, mereka akan lebih sering jajan dan memilih camilan tinggi lemak dan tinggi gula, yang dapat menyebabkan anak menjadi gemuk atau obesitas,” jelasnya.  

Ia mengatakan bahwa anak yang tidak terbiasa sarapan cenderung mengalami kesulitan dalam fokus dan berkonsentrasi saat bermain atau belajar. Oleh karena itu, Purnawati menegaskan bahwa sarapan memiliki peran penting dalam mendukung kesehatan fisik, mental, dan emosional anak.   

“Dengan sarapan bergizi, anak bisa memulai hari dengan energi yang cukup, konsentrasi yang baik, dan suasana hati yang stabil,” katanya. (Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya