Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kunjungan Prabowo ke India Beri Peluang Kerja Sama Pengendalian Tuberkulosis

Media Indonesia
26/1/2025 20:52
Kunjungan Prabowo ke India  Beri Peluang Kerja Sama Pengendalian Tuberkulosis
Presiden Prabowo Subianto saat melakukan kunjungan ke India.(BPMI Sekretariat Presiden )

GURU Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke India memberi peluang kerja sama Indonesia dan India untuk pengendalian tuberkulosis (Tb). Tjandra menyampaikan India mempunyai program pengendalian Tb yang masif. 

 

“Hal yang dapat dipelajari dari India, tentang upaya pengendalian Tb yang amat masif di negara itu,” ujarnya, Minggu (26/1).

 

Presiden Prabowo berkunjung ke India pada peringatan Hari Republik India ke-76. Tjandra yang pernah menjabat sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara di India pada 2015-2020 mengatakan kedua negara merupakan  penyumbang terbesar kasus Tb di dunia.

 

“Indonesia berada di urutan kedua, sementara India pertama. Namun, populasi India jauh lebih besar sehingga keberhasilan mereka dalam mengendalikan Tb menjadi pelajaran berharga,” paparnya. 

 

Ia mengatakan India  berhasil menurunkan angka kematian akibat Tb dari 28 per 100.000 penduduk pada 2015 menjadi 23 per 100.000 penduduk pada 2022.

Selain itu, jumlah kematian akibat Tb turun signifikan dari 494.000 kasus pada 2021 menjadi 331.000 kasus pada 2022.

 

Negara itu juga berhasil mencapai target pengobatan pada 95 persen pasien Tb pada 2023.

 

Menurutnya fasilitas kesehatan pemerintah sangat dominan. Selain itu, kontribusi sektor swasta disebut meningkat pesat, dari menangani 190.000 kasus pada 2015 menjadi 840.000 kasus pada 2023.

 

India, ujar Tjandra menekankan pentingnya strategi yang menyasar faktor risiko Tb seperti kurang gizi, HIV, diabetes, alkohol, dan kebiasaan merokok.

 

Untuk pasien TB yang kurang gizi, kata Tjandra, pemerintah India memberikan bantuan langsung berupa uang bulanan dan keranjang makanan, sebuah program yang menurutnya layak dipertimbangkan di Indonesia.

 

Tjandra menyampaikan HIV meningkatkan risiko Tb hingga 20 kali, sementara diabetes meningkatkan risiko 2-3 kali lipat dan terkait dengan resistensi obat TB. Faktor-faktor ini yang menurutnya menjadi tantangan besar yang harus ditangani. 

 

Ia juga mengusulkan agar Indonesia mempertimbangkan penerbitan laporan nasional serupa India Tb Report 2024 untuk meningkatkan transparansi dan evaluasi pengendalian penyakit itu di Tanah Air. (Ant/H-3)   

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya